Kamis, 03 Juni 2010

Berapa banyak anak yang mengalami gangguan komunikasi?

Berapa banyak anak yang mengalami gangguan komunikasi?

Di Amerika Serikat, perkiraan keseluruhan terjadinya gangguan komunikasi adalah sekitar 5% anak usia sekolah, yang meliputi gangguan suara sebanyak 3% dan gagap 1%. Insidens anak usia sekolah dasar yang mengalami gangguan artikulasi adalah sekitar 2-3% walaupun persentasinya menurun dengan bertambah maturnya usia anak. Perkiraan terjadinya gangguan pendengaran juga bervariasi, namun berkisar 5% dari usia anak sekolah. Penelitian hal serupa di Indonesia belum ada.
Karakteristik

Kemampuan komunikasi seorang anak dianggap terlambat jika kemampuan bicara dan atau bahasa anak tersebut jauh di bawah kemampuan bicara / bahasa anak seusianya. Kadang seorang anak memiliki kemampuan berbahasa reseptif (mampu memahami apa yang disampaikan lawan bicara) yang jauh lebih baik dibanding kemampuan berbahasa ekspresifnya, namun kondisi ini tidak selamanya terjadi.



Anak dengan masalah pendengaran bisa terlihat sulit memahami dan memberi jawaban jika pertanyaan yang diajukan padanya tidak dilakukan berkali-kali. Selain itu anak juga menunjukkan kemampuan bicara yang tidak akurat, misalnya „kehilangan“ suku kata awal atau suku kata akhir. Atau, anak tersebut menunjukkan seperti „ tidak nyambung „ saat dilakukan diskusi interaktif.

Selain hal-hal tersebut diatas, anak yang terbiasa berbahasa menggunakan dialek tertentu, dapat mengalami kesulitan bicara dan bahasa menggunakan dialek lain atau bahasa yang lain tentunya.

Gangguan Bicara, Berbahasa, dan Berkomunikasi

Gangguan Bicara, Berbahasa, dan Berkomunikasi





children_reading.jpgYang termasuk gangguan komunikasi adalah berbagai masalah dalam berbahasa, berbicara dan mendengar. Gangguan bicara dan bahasa terdiri dari masalah artikulasi, masalah suara, masalah kelancaran berbicara (gagap), aphasia (kesulitan dalam menggunakan kata-kata, biasanya akibat cedera otak), dan keterlambatan dalam bicara dan atau bahasa. Keterlambatan bicara dan bahasa dapat disebabkan oleh berbagai faktor termasuk faktor lingkungan atau hilangnya pendengaran.





Gangguan bicara dan bahasa juga berhubungan erat dengan area lain yang mendukungnya seperti fungsi otot mulut (oral motor) dan fungsi pendengaran. Keterlambatan dan gangguan bisa mulai dari bentuk yang sederhana seperti bunyi suara yang “tidak normal” (sengau, serak) , sampai dengan ketidak mampuan untuk mengerti atau menggunakan bahasa, atau ketidak mampuan mekanisme oral-motor dalam fungsinya untuk bicara atau makan.



Gangguan pendengaran terdiri dari gangguan dengar parsial (sebagian) dan gangguan dengar total atau tuli. Ketulian didefinisikan sebagai kehilangan pendengaran yang bermakna yang mengakibatkan komunikasi menjadi sulit atau tidak dapat dilakukan tanpa bantuan amplifikasi alat Bantu dengar. Terdapat 4 tipe gangguan pendengaran. Tipe pertama adalah gangguan dengar konduktif, yaitu terganggunya pendengaran akibat adanya penyakit atau sumbatan di telinga bagian luar atau tengah, dan biasanya dapat diatasi dengan alat Bantu dengar. Tipe kedua adalah gangguan dengan sensorineural yaitu terganggunya pendengaran akibat kerusakan pada sel sel rambut sensoris yang terdapat pada telinga dalam atau pada pembuluh saraf yang mempersarafinya. Tipe ketiga adalah gangguan pendengaran gabungan antara gangguan pendengaran konduktif dan sensorineural. Sedangkan gangguan pendengaran sentral dimaksudkan pada gangguan pendengaran akibat dari cedera atau rusaknya saraf-saraf otak.



Banyak gangguan komunikasi terjadi sebagai akibat dari kondisi lain seperti gangguan belajar (learning disability), palsi serebral (cerebral palsy), keterbelakangan mental (mental retardation), celah bibir, atau celah langit-langit mulut.

gangguan komunikasi

Gangguan Komunikasi (Communication Disorders) adalah sekumpulan gangguan psikologis yang ditandai dengan kesulitan- kesulitan dalam pemahaman atau penggunaan bahasa. Kategori- kategori dari gangguan komunikasi adalah gangguan bahasa ekspresif, gangguan bahasa campuran reseptif- ekspresif, gangguan fonologis dan gagap. Masing- masing gangguan ini mempengaruhi fungsi akademik, atau pekerjaan, atau kemampuan untuk berkomunikasi secara sosial.

Penanganan pada gangguan komunikasi umumnya dilakukan melalui terapi bicara dan koseling psikologis untuk kecemasan social dan masalah- masalah emosional lainnya.








Gangguan fonologik melibatkan kesulitan dalam artikulasi suara dalam berbicara tanpa adanya kerusakan pada meknisme bicara atau hendaya neurologis. Anak- anak dengan gangguan ini mungkin menghilangkan, mengganti, atau salah mengucapkan bunyi- bunyi tertentu terutama bunyi eh, f, l, r, sh, dan th, yang biasanya dapat diucapkan secara tepat saat anak memasuki usia sekolah. Mereka mungkin terdengar seperti bayi berbicara. Pada kasus yang lebih berat, terjadi mengartikulasi suara- suara yang seharusnya sudah dikuasai pada masa prasekolah: b, m, s, d, n, dan h. terapi bicara sering kali membantu, dan pada kasus- kasus yang lebih ringan dapat teratasi dengan sendirinya pada usia 8 tahun.

Gangguan bahasa reseptif- ekspresif mengacu pada anak- anak yang memiliki kesulitan baik dalam memahami maupun memproduksi bahasa verbal. Mungkin saja terdapat kesulitan dalam memahami kata- kata atau kalimat- kalimat. Dalam beberapa kasus, anak memiliki kesulitan memahami tipe- tipe kata atau kalimat tertentu (seperti kata- kata yang mengekspresikan perbedaan kuantitas; large, big, atau huge), istilah- istilah spasial (sperti dekat atau jauh), atau tipe- tipe kaliamat (seperti kalimat yang dimulai dengan kata unlike). Kasus- kasus lain ditandai oleh kesulitan memahami kata- kata dan kalimat- kalimat sederhana.

Phobia Sekolah

Phobia Sekolah Pada Anak


Istilah "phobia" berasal dari kata "phobi" yang artinya ketakutan atau kecemasan yang sifatnya tidak rasional; yang dirasakan dan dialami oleh sesorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu.

Phobia dapat dikelompokan secara garis besar dalam tiga bagian, yaitu :

1. Phobia sederhana atau spesifik (Phobia terhadap suatu obyek/keadaan tertentu) seperti pada binatang, tempat tertutup, ketinggian, dan lain lain.

2. Phobia sosial (Phobia terhadap pemaparan situasi sosial) seperti takut jadi pusat perhatian, orang seperti ini senang menghindari tempat-tempat ramai.

3. Phobia kompleks (Phobia terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka misalnya di kendaraan umum/mall) orang seperti ini bisa saja takut keluar rumah.

Perlu kita ketahui bahwa phobia sering disebabkan oleh faktor keturunan, lingkungan dan budaya. Perubahan-perubahan yang terjadi diberbagai bidang sering tidak seiring dengan laju perubahan yang terjadi di masyarakat, seperti dinamika dan mobilisasi sosial yang sangat cepat naiknya, antara lain pengaruh pembangunan dalam segala bidang dan pengaruh modernisasi, globalisasi, serta kemajuan dalam era informasi. Dalam kenyataannya perubahan-perubahan yang terjadi ini masih terlalu sedikit menjamah anak-anak sampai remaja. Seharusnya kualitas perubahan anak-anak melalui proses bertumbuh dan berkembangnya harus diperhatikan sejak dini khususnya ketika masih dalam periode pembentukan (formative period) tipe kepribadian dasar (basic personality type). Ini untuk memperoleh generasi penerus yang berkualitas.

Berbagai ciri kepribadian/karakterologis perlu mendapat perhatian khusus bagaimana lingkungan hidup memungkinkan terjadinya proses pertumbuhan yang baik dan bagaimana lingkungan hidup dengan sumber rangsangannya memberikan yang terbaik bagi perkembangan anak, khususnya dalam keluarga.

Berbagai hal yang berhubungan dengan tugas, kewajiban, peranan orang tua, meliputi tokoh ibu dan ayah terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, masih sering kabur, samar-samar. Sampai saat ini masih belum jelas mengenai ciri khusus pola asuh (rearing practice) yang ideal bagi anak. Seperti umur berapa seorang anak sebaiknya mulai diajarkan membaca, menulis, sesuai dengan kematangan secara umum dan tidak memaksakan. Tujuan mendidik, menumbuhkan dan memperkembangkan anak adalah agar ketika dewasa dapat menunjukan adanya gambaran dan kualitas kepribadian yang matang (mature, wel-integrated) dan produktif baik bagi dirinya, keluarga maupun seluruh masyarakat. Peranan dan tanggung jawab orang tua terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah teramat penting.

Lingkungan hidup meliputi rumah, sekolah dan lingkungan sosial, baik secara langsung maupun tak langsung mempengaruhi anak. Lingkungan merupakan sumber stimulasi yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian anak. Kita semua memahami bahwa sejak seorang anak dilahirkan, sejak saat itu ia peka terhadap berbagai rangsangan dari lingkungan hidupnya, baik dalam arti sempit dalam keluarga, maupun dalam arti luas dengan lingkungan alamnya, akan berpengaruh terhadap kehidupan psikis.

Pada kenyataannya, seringkali dalam keluarga dan lingkungan sekolah, yang seharusnya mendidik dan memberikan pengaruh yang baik pada anak malah sebaliknya terjadi tindak kekerasan pada anak (child abuse) baik fisik maupun psikis yang dilakukan orang orangtua di keluarga atau guru di sekolah. Ini menjadi ancaman serius bagi anak-anak. Kondisi tersebut harus segera diakhiri, sebab perlakuan kasar pada anak berakibat anak juga akan bersikap kasar saat dewasa dan tidak bisa memecahkan persoalan lewat dialog.

Saat ini memang belum ada studi khusus mengenai kekerasan pada anak di sekolah dan rumah tangga. Diperkirakan 50-60% orangtua melakukan child abuse dalam berbagai bentuk. Bentuk child abuse yang sering diterima anak, seperti dijewer, dipukul (deraan fisik) karena anaknya yang dinilai tidak berprestasi di sekolah, kata-kata kasar (bodoh, malas, kamu besok tidak bisa menjadi apa-apa) dan lain-lain. Ini sangat memprihatinkan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pola pendidikan prasekolah bagi anak. Ini sangat penting, karena pendidikan prasekolah merupakan ajang stimulasi sosial dan mental pada usia dini lewat bermain dan berkawan. Namun, yang terjadi di hampir semua tempat, anak-anak dijadikan robot-robot kecil yang harus menuruti kata pendidiknya atau guru.

Pendidikan prasekolah (play group dan taman kanak-kanak) sering keliru memberikan kurikulum yang sesuai dengan usia anak. Pada umumnya lebih banyak memberi pelajaran membaca, menulis dan berhitung yang membuat anak-anak yang dipaksa belajar terlalu dini yang nanti berakibat anak menjadi school phobia.

Pakar psikologi yang juga Ketua Komisi Perlindungan Anak Dr. Seto Mulyadi, Spi, Msi atau dikenal Kak Seto mengatakan, kurikulum pelajaran yang dikembangkan di Indonesia sering tidak berpihak kepada perkembangan perilaku kecerdasan anak. Kurikulum terlalu padat dan cenderung dijejalkan kepada anak yang seharusnya bisa dirangsang kreatifitasnya sesuai potensi unggul yang dimilikinya. Perlu dipahami anak memiliki batas-batas perkembangan kecerdasan, sehingga kalau dipaksakan menerima suatu pelajaran yang tidak sesuai kreatifitasnya, maka bisa menimbulkan dampak buruk bagi si anak. Akibatnya anak bisa stress dan tidak bahagia.

Dunia anak adalah dunia bermain yang sangat indah baginya, oleh karena itu, dalam proses mendidik anak itu juga harus dilakukan secara bermain dengan santai dan akrab. Jangan mendidik anak-anak secara formal sebab itu bisa bertentangan perkembangan perilaku kecerdasan anak. Pada dasarnya semua anak itu adalah cerdas. Jika anak tidak pandai matematika tidak bisa dikatakan bodoh, tetapi ia cerdas di bidang lain seperti bermain musik karena memang potensi unggulnya di bidang itu. Dan ini bisa kita lihat mereka yang sukses itu adalah orang-orang yang cerdas di bidangnya masing-masing. Jadi sebenarnya anak itu bukan tidak cerdas, tetapi karena sistem pendidikan yang keliru kemudian berakibat pada school phobia pada anak-anak.

Jenis-jenis phobia yang lainnya diantaranya :
1. Ablutophobia = takut mandi
2. Anthrophobia = takut dengan bunga
3. Arithmophobia = takut melihat angka
4. Bibliophobia = takut membaca buku
5. Bromidrosiphobia = pusing mencium bau badan
6. Caligynephobia = tidak pede bertemu wanita cantik
7. Catoptrophobia = takut melihat bayangan di cermin
8. Chrometophobia = takut punya uang
9. Chaetophobia = ngeri dengan rambut
10. Chronomentrophobia = takut dengan jam
11. Cibophobia = takut dengan makanan
12. Geliophobia = seram mendengar tertawa
13. Graphophobia = takut melihat tulisan
14. heliophobia = takut matahari
15. Lachanophobia = takut makan sayuran
16. Melophobia = Takut mendengar musik
17. Ommetaphobia = takut melihat mata
18. apyrophobia = takut dengan kertas
19. Peladophobia = takut melihat orang botak
20. Pluviophobia = takut dengan hujan
21. Pogonophobia = takut dengan jenggot
22. Scolionophobia = takut pergi ke sekolah
23. Soceraphobia - takut dengan mertua
24. Triskadekaphobia = takut dengan angka 13
25. Vestiphobia = tidak mau pakai baju

Cara mengatasi Phobia Spesifik

Cara mengatasi Phobia Spesifik Pada Balita

Phobia berasal dari kata Phobi yang artinya ketakutan atau kecemasan yan berlebihan yang bersifat tidak rasional yang dialami oleh seseorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan / kecemasan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu . Phobia dapat dikelompokkan secara garis besar dalam 3 bagian yaitu :

1. PHOBIA SPESIFIK [ Phobia biasa ]
Phobia terhadap suatu obyek tertentu seperti pada binatang, tempat terutup,keadaan tertentu dan lain lain
2. PHOBIA SOSIAL
Perasaan takut terhadap pemaparan social , seperti takut menjadi pusat perhatian , orang orang seperti ini biasanya akan menghidari keramaian
3. PHOBIA KOMPLEC
Perasaan takut terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka , misalnya tempat umum mall rumah sakit, kendaraan umum dll , pada keadaan yang lebih berat orang ini takut untuk keluar rumah.

Trik Jitu mengatasi PHOBIA SPESIFIK pada Balita

• Phobia Pada Orang asing
Pada usia 8-9 bulan sifat ini kan muncul pada orang yang belum dikenalnya ini normal karena anak sudah mengerti /mengenal orang tuanya , ia sudah sadar mana orang tuanya dan mana orang lain
Cara mengatasi :
masalah tersebut apabila keadaan ini berlanjut sampai usia balita , seharusnya pada usia tersebut sudah beangsur hilang karena ia sudah berexplorasi . hal ini karena pengaruh kerap kali orang tua menakut nakuti sehingga anak seperti itu . untuk mengatasinya , berikanlah informasi perlunya bersosial, jangan banyak menakut nakuti, seperti awas jangan jangan dekat dengan orang yang belum kamu kenal nanti diculik lho…. Memang boleh orang tua menasehati anak untuk berhati hati bersikap waspada pada orang asing , tetapi sewajarnya saja bukan dengan cara menakut nakutinya.

• Phobia Gelap.
Keadan dimana Balita sangat ketakutan sekali apabila lampu mati secara tiba-tiba atau berada pada tempat gelap keadaan ini akan menimbulkan balita akan menjerit jerit keluar keringat dingin dll.
Cara mengatasinya :
Saat tidur malam jangan biarkan kamar dalam keadaan gelap gulita , biarkan lampu tidur redup tetap menyala, biarkan boneka atau benda kesayangannya tetap menemaninya seolah bertindak sebagai penjaga.

• Phobia Dokter.
Hal ini mungkin balita pernah mengalami hal tak mengenakkan dalm dirinya seperti disuntik.belum lagi kalu orang tua mengancam kalau anak dianggap nakal “ nanti disuntik bu dokter “
Cara mengatasinya :
Izinkan anak membawah mainannya saat ia datang ke dokter sehinggah ia merasa aman dan nyaman , menyediakan mainan dokter-dokteran dan boneka sebagai pasiennya secara berkala ajak anak ke dokter gigi untuk kesehatan giginya sehingga anak dapat manfaat informasi tentang kesehatan . dengan diterapkannya metode tersebut lambat laun ketakutanya pada dokter akan berganti menjadi kekaguman.

• Phobia masuk sekolah
Bukan soal muda melepas balita masuk kesekolah sebab ia harus beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
Cara mengatasinya :
Dunia anak dunia bermain yang sangat indah baginya , oleh karena itu dlam proses mendidik anak harus dilakukan dengan cara bermain dengan santai dan akrab, jangan mendidik anak balita secara Formal karena itu bisa bertentangan dengan perkembangan prilakunya. Gurupun harus bisa menarik perhatian anak agar tidak terfokus pada ketiadaan pendampinggan / orang tuanya .

Phobia berasal dari kata Phobi yang artinya ketakutan atau kecemasan yan berlebihan yang bersifat tidak rasional yang dialami oleh seseorang. Phobia merupakan suatu gangguan yang ditandai oleh ketakutan / kecemasan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek atau situasi tertentu . Phobia dapat dikelompokkan secara garis besar dalam 3 bagian yaitu :

1. PHOBIA SPESIFIK [ Phobia biasa ]
Phobia terhadap suatu obyek tertentu seperti pada binatang, tempat terutup,keadaan tertentu dan lain lain
2. PHOBIA SOSIAL
Perasaan takut terhadap pemaparan social , seperti takut menjadi pusat perhatian , orang orang seperti ini biasanya akan menghidari keramaian
3. PHOBIA KOMPLEC
Perasaan takut terhadap tempat atau situasi ramai dan terbuka , misalnya tempat umum mall rumah sakit, kendaraan umum dll , pada keadaan yang lebih berat orang ini takut untuk keluar rumah.

Trik Jitu mengatasi PHOBIA SPESIFIK pada Balita

• Phobia Pada Orang asing
Pada usia 8-9 bulan sifat ini kan muncul pada orang yang belum dikenalnya ini normal karena anak sudah mengerti /mengenal orang tuanya , ia sudah sadar mana orang tuanya dan mana orang lain
Cara mengatasi :
masalah tersebut apabila keadaan ini berlanjut sampai usia balita , seharusnya pada usia tersebut sudah beangsur hilang karena ia sudah berexplorasi . hal ini karena pengaruh kerap kali orang tua menakut nakuti sehingga anak seperti itu . untuk mengatasinya , berikanlah informasi perlunya bersosial, jangan banyak menakut nakuti, seperti awas jangan jangan dekat dengan orang yang belum kamu kenal nanti diculik lho…. Memang boleh orang tua menasehati anak untuk berhati hati bersikap waspada pada orang asing , tetapi sewajarnya saja bukan dengan cara menakut nakutinya.

• Phobia Gelap.
Keadan dimana Balita sangat ketakutan sekali apabila lampu mati secara tiba-tiba atau berada pada tempat gelap keadaan ini akan menimbulkan balita akan menjerit jerit keluar keringat dingin dll.
Cara mengatasinya :
Saat tidur malam jangan biarkan kamar dalam keadaan gelap gulita , biarkan lampu tidur redup tetap menyala, biarkan boneka atau benda kesayangannya tetap menemaninya seolah bertindak sebagai penjaga.

• Phobia Dokter.
Hal ini mungkin balita pernah mengalami hal tak mengenakkan dalm dirinya seperti disuntik.belum lagi kalu orang tua mengancam kalau anak dianggap nakal “ nanti disuntik bu dokter “
Cara mengatasinya :
Izinkan anak membawah mainannya saat ia datang ke dokter sehinggah ia merasa aman dan nyaman , menyediakan mainan dokter-dokteran dan boneka sebagai pasiennya secara berkala ajak anak ke dokter gigi untuk kesehatan giginya sehingga anak dapat manfaat informasi tentang kesehatan . dengan diterapkannya metode tersebut lambat laun ketakutanya pada dokter akan berganti menjadi kekaguman.

• Phobia masuk sekolah
Bukan soal muda melepas balita masuk kesekolah sebab ia harus beradaptasi dengan lingkungannya yang baru.
Cara mengatasinya :
Dunia anak dunia bermain yang sangat indah baginya , oleh karena itu dlam proses mendidik anak harus dilakukan dengan cara bermain dengan santai dan akrab, jangan mendidik anak balita secara Formal karena itu bisa bertentangan dengan perkembangan prilakunya. Gurupun harus bisa menarik perhatian anak agar tidak terfokus pada ketiadaan pendampinggan / orang tuanya .

PERASAAN CEMAS & PHOBIA PADA ANAK

PERASAAN CEMAS & PHOBIA PADA ANAK

Takut sangat bergantung terhadap sesuatu yang dihadapi anak. Rasa takut itu sangat berbeda dengan perasaan cemas, cemas dialami anak apabila menghadapi situasi atau orang-orang baru. Hal itu wajar karena merupakan situasi baru buat dia dan belum familiar. Tapi lama-kelamaan si anak akan terbiasa kalau sering bertemu atau berada di lingkungan baru tersebut.

Wajar ketika pertama kali bertemu, anak merasa takut. Tapi biasanya kalau sudah dua atau tiga kali bertemu si anak sudah berani menyapa \"Hai\" misalnya. Apa yang di paparkan di atas merupakan contoh rasa cemas yang dirasakan seorang anak, sedangkan rasa takut sifatnya lebih menetap berbeda dengan perasaan cemas yang sifatnya hanya sementara. Selain itu, takut lebih dikaitkan dengan suatu objek tertentu dan bukan orang.

Ada rasa takut yang bersifat alami, dan ada yang berbentuk karena didikan atau polah asuh yang tidak positif. Ada juga rasa takut yang sangat berlebihan , atau biasa disebut Phobia.

Umumnya, seorang anak takut terhadap ruangan gelap, ini merupakan fenomena wajar, karena seorang anak kaget dengan gelap dan dia tidak bisa ngapa-ngapain dalam situasi gelap. Dari ruangan yang terang kemudian menjadi gelap, itu merupakan perubahan yang membuat si anak merasa kaget. Rasa takut anak ada pula yang berbentuk karena didikan yang diterima anak sebagai contoh : Seorang anak takut terhadap cicak. Kadang-kadang seorang akan ditakuti-takuti oleh dengan cicak oleh pengasuhnya untuk tujuan tertentu. Misalnya supaya anaknya mau makan, atau cepat tidur. Padahal tanpa sadar pola asuh semacam itu justru berdampak negatif bagi perkembangan kejiwaan si anak. Dia menjadi takut terhadap obyek tersebut.

Takut yang berlebihan juga sering di derita anak itulah yang dinamakan Phobia, yaitu rasa takut yang berlebihan dan tidak sewajarnya. Biasanya anak-anak balita (di bawah usia 5 tahun) jarang ada yang Phobia. Sebab Phobia pada umumnya terjadi pada anak yang sudah menginjak usia antara 7-8 tahun.

Phobia ada beberapa macam, misalnya ada Phobia terhadap ketinggian atau Phobia terhadap warna merah. Ketakutan yang dirasakan anak bisa membuat si anak gemeteran sekali saking takutnya, selain gemeteran bisa saja si anak menjadi berkeringat, sebagai perwujudan rasa takutnya.

Phobia terjadi lantaran ada pengalaman yang membuat si anak takut terhadap obyek tertentu. Pengalaman tersebut sangat tidak mengenakan baginya. Misalnya rasa takut terhadap ruangan tertutup (Claustropobia). Biasanya si anak punya pengalaman yang membuat ia takut terhadap ruangan tertutup contohnya seorang akan sedang naik lift sendirian, tiba-tiba liftnya macet. Akhirnya pengalaman ini sangat membekas pada dirinya, dan si anak akan menjadi takut mengalami hal yang sama. Biasanya harus ada pengalaman seorang anak tidak bisa tiba-tiba menjadi Phobia. Suatu contoh Phobia lagi misalnya seorang anak ketakutan terhadap kucing. Si anak bukan hanya melihat kucing menjadi takut. Tapi lebih dari itu baru melihat gambar berwujud kucing saja dia menjadi sangat ketakutan.

Setelah di gali tentang pengalamannya, ternyata si anak tadi mengaku pernah punya pengalaman di cakar kucing. Karena merasa sangat sakit di cakar kucing, membuat dia kemudian hari menjadi takut terhadap kucing (pengalaman yang merupakan suatu trauma, yaitu yang disebut trauma Capitis).

Seorang anak yang menderita Phobia harus mendapatkan dukungan penyembahan dari lingkungan keluarga di rumah.

Hal yang perlu di perhatikan orang tua supaya seorang anak tidak merasa cemas di situasi sosial. Caranya, orang tua bisa memperkenalkan si anak kepada berbagai situasi sosial dan lingkungan.

Ajarkan anak belajar menyapa orang lain dengan ramah, dan jangan lupa dasar pendidikan yang sedang digalakkan sekarang ini, yakni menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Contohnya berbagai sekolah TK belakangan ini raj in menggelar pentas-pentas kesenian. Tujuannya adalah untuk meningkatkan rasa percaya diri pada anak sejak dini. Dampak lanjutannya, seorang anak menjadi PD diberbagai lingkungan sosial. Dia berani tampil di depan umum tanpa perasaan cemas atau canggung lagi.

fobia

Fobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan takut seorang pengidap Fobia sulit dimengerti. Itu sebabnya, pengidap tersebut sering dijadikan bulan bulanan oleh teman sekitarnya. Ada perbedaan "bahasa" antara pengamat fobia dengan seorang pengidap fobia. Pengamat fobia menggunakan bahasa logika sementara seorang pengidap fobia biasanya menggunakan bahasa rasa. Bagi pengamat dirasa lucu jika seseorang berbadan besar, takut dengan hewan kecil seperti kecoak atau tikus. Sementara dibayangan mental seorang pengidap fobia subjek tersebut menjadi benda yang sangat besar, berwarna, sangat menjijikkan ataupun menakutkan.

Dalam keadaan normal setiap orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu keadaan dimana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya. Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang sangat ekstrim seperti trauma bom, terjebak lift dan sebagainya.

Seseorang yang pertumbuhan mentalnya mengalami fiksasi akan memiliki kesulitan emosi (mental blocks) dikemudian harinya. Hal tersebut dikarenakan orang tersebut tidak memiliki saluran pelepasan emosi (katarsis) yang tepat. Setiap kali orang tersebut berinteraksi dengan sumber Fobia secara otomatis akan merasa cemas dan agar "nyaman" maka cara yang paling mudah dan cepat adalah dengan cara "mundur kembali"/regresi kepada keadaan fiksasi. Kecemasan yang tidak diatasi seawal mungkin berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif yang secara terus menerus ditekan kembali ke bawah sadar (represi). Pola respon negatif tersebut dapat berkembang terhadap subjek subjek fobia lainnya dan intensitasnya semakin meningkat. Walaupun terlihat sepele, “pola” respon tersebut akan dipakai terus menerus untuk merespon masalah lainnya. Itu sebabnya seseorang penderita fobia menjadi semakin rentan dan semakin tidak produktif. Fobia merupakan salah satu dari jenis jenis hambatan sukses lainnya.

Beberapa istilah sehubungan dengan fobia :

* afrophobia — ketakutan akan orang Afrika atau budaya Afrika.
* agoraphobia - takut pada lapangan
* antlophobia — takut akan banjir.
* bibliophobia - takut pada buku
* caucasophobia — ketakutan akan orang dari ras kaukasus.
* cenophobia — takut akan ruangan yang kosong.
* dendrophobia - takut pada pohon
* ecclesiophobia - takut pada gereja
* felinophobia - takut akan kucing
* genuphobia - takut akan lutut
* hydrophobia — ketakutan akan air.
* hyperphobia - takut akan ketinggian
* iatrophobia - takut akan dokter
* japanophobia - ketakutan akan orang jepang
* lygopobia - ketakutan akan kegelapan
* necrophobia - takut akan kematian
* panophobia - takut akan segalanya
* photophobia — ketakutan akan cahaya.
* ranidaphobia - takut pada katak
* schlionophobia - takut pada sekolah
* uranophobia - ketakutan akan surga
* venustraphobia - takut pada perempuan yang cantik
* xanthophobia - ketakutan pada warna kuning
* arachnophobia - ketakutan pada laba-laba
* lachanophobia - ketakutan pada sayur-sayuran

waspadai depresi

Jangan biarkan depresi serta gangguan mental terjadi pada anak. Perlu ada terapi dan intervensi lebih lanjut untuk menyembuhkannya. Sebab, depresi ini akan berdampak pada perilakunya hingga dewasa.
Anak Anda yang berusia tiga tahun ternyata tidak seriang anak-anak lainnya. Jarang terdengar ocehan lucu khas anak-anak. Bahkan, dia juga tidak nafsu makan. Daripada bercanda bersama saudara-saudaranya, atau menggambar di bukunya, dia lebih suka berada di tepi jendela sambil menatap kosong ke luar. Bisa jadi buah hati Anda sedang mengalami depresi.

Tidak seperti bintik-bintik merah pada penyakit campak atau hidung yang memerah pada penyakit flu, simtom depresi memang tidaklah terlalu konkret; dan sebagai konsekuensinya, sering kali hal ini tidak terdeteksi orang tua. Berdasarkan buku 'Mental Health: A Report of the Surgeon General', anak-anak depresi mengalami episode depresi yang biasanya bertahan selama 7–9 bulan.

Meskipun beberapa ahli perkembangan anak yang mengatakan bahwa perilaku depresif yang bertahan lebih dari dua minggu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut, bagaimanapun, paling baik adalah untuk membiarkan profesional di bagian kesehatan mental untuk memutuskannya.

Meskipun penyebab pasti dari depresi kanak-kanak tidak juga diketahui, penelitian depresi pada orang dewasa menyatakan bahwa bergantung pada predisposisi genetis dan pengaruh lingkungan. Anak-anak yang orang tua atau dan atau saudaranya menderita depresi lebih mungkin mengembangkan simtom penyakit ini.

Setelah diketahui tanda-tanda yang menyertainya, sebaiknya anak depresi tidak didiamkan. Penelitian baru menunjukkan, anak yang pernah mengalami gangguan psikologis seperti depresi dan penyalahgunaan zat psikotropika di masa kecilnya akan tumbuh menjadi seorang dewasa yang tertekan secara finansial. Mereka juga cenderung tidak ingin cepat-cepat menikah dan menyelesaikan pendidikannya.

Selain itu, anak yang menderita kesehatan mental buruk tersebut selalu merasa pendapatan seumur hidup mereka berkurang sebanyak 20 persen. Studi ini dipublikasikan secara online dalam edisi cetak mendatang jurnal Social Science & Medicine. Penelitian ini merupakan yang pertama kalinya membahas persoalan ini.

“Penelitian ini menunjukkan bahwa gangguan psikologis masa kanak-kanak dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang yang signifikan dan dapat berdampak luas pada individu atas hidup mereka,” kata penulis utama studi P James Smith, seorang peneliti di lembaga nirlaba RAND Corp di Santa Monica, California, Amerika Serikat, seperti dikutip dalam laman HealthDay News.

Pengamatan oleh tim penelitian ini telah dikumpulkan dari data umum dan survei besar-besaran pada 2007 yang melibatkan sekitar 5 ribu keluarga di Amerika Serikat selama empat dasawarsa. Studi ini meminta sepasang kakak-adik atau saudara sedarah untuk melihat perbandingan pada keluarganya dengan atau tanpa masalah psikologis selama masa kanak-kanaknya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 6 persen dari partisipan mengalami masalah-masalah psikologisnya di masa anak-anak. Sekitar 4 persen di antara mereka mengaku depresi dan 2 persen lainnya mengkonsumsi alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, sementara 2 persen sisanya harus berurusan dengan masalah psikologis lainnya.

Mereka dengan riwayat kesulitan psikologis saat muda rata-rata mengeluarkan biaya lebih dari USD10 ribu per tahun saat dewasa, dibandingkan dengan saudara mereka yang bebas masalah. Apabila ditotal, jika satu dari 20 orang dewasa saat ini mengalami gangguan psikologis saat masa kecil, dana untuk mengatasi hal itu di seluruh negara bagian Amerika sebesar USD2,1 miliar.

Studi juga mengemukakan, sekitar 11 persen partisipan yang memiliki masa kecil bermasalah lebih kecil kemungkinannya untuk cepat menikah dan menyelesaikan waktu sekolahnya. Para peneliti menyebutkan bahwa masalah kesehatan mental bisa berulang, mengingat lebih dari sepertiga anak-anak dengan masalah psikologis, terus memiliki masalah tersebut saat dewasa.

“Sebenarnya tidak semua orang yang memiliki masalah psikologis saat anak-anak akan membawa masalah ini ke masa dewasa. Namun, mereka 10–20 kali lebih berpeluang daripada orang lain yang memiliki kekurangan saat dewasa,” kata Smith. Temuan ini menggambarkan potensi sangat besar yang mungkin bisa mengidentifikasi dan memperlakukan masalah-masalah awal dalam hidup.

Perawatan bagi anak dan remaja yang menderita depresi di antaranya termasuk kombinasi dari psikoterapi individu dan konseling keluarga. Supaya optimal, terapi haruslah melibatkan orang tua, saudara, dan orang yang penting dalam kehidupan sang anak, seperti guru atau kakek-nenek.

Perawatan lainnya meliputi terapi bermain, evaluasi berkelanjutan, dan pada beberapa kasus menggunakan obat. Obat antidepresi kerap digunakan untuk merawat kasus depresi menengah. Yang penting juga, belum diizinkan untuk memberikan obat antidepresi pada anak di bawah usia delapan tahun.

Sosialisasi penyebab depresi

Sosialisasi penyebab depresi

Ketika melakukan riset pada anak-anak yang depresi, profesor Herbert Scheithauer di Free University of Berlin menyimpulkan bahwa perkembangan depresi kebanyakan berkaitan dengan lingkungan sosial mereka.

Peristiwa kritis dalam kehidupan mereka terjadi pada 70 persen anak-anak yang mengalami penyakit-penyakit akibat depresi.

Faktor utama penyakit akibat depresi adalah kehilangan orang tua, ketidakharmonisan dengan orang tua, dan perceraian. Anak-anak nampaknya tidak dapat melakukan penyesuaian dengan baik pada perubahan yang terjadi dalam lingkungan mereka, seperti perceraian atau pasangan baru dari kedua orang tua mereka.

Faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak-anak nampaknya berkaitan dengan kualitas ikatan emosi antara anak dan orang tua dan bagaimana hal itu mempengaruhi perkembangan kegelisahan dan depresi. "Tekanan kronis seperti hubungan yang bermasalah, kurang persahabatan dan kasih sayang ... dapat menimbulkan depresi

DEPRESI ANAK HENDAKNYA DI KENDALIKAN SEJAK DINI

DEPRESI ANAK HENDAKNYA DI KENDALIKAN SEJAK DINI .

Depresi merupakan gejala kehilangan gairah, semangat dan menurunnya daya fikir, hal ini selain dialami oleh orangtua juga sering terjadi pada anak, dari gejalana ini akan menimbul kan stress,gelisah dan cemas. Karenanya para orangtua banyak di anjurkan untuk mengenali kondisi kejiwaan anak sejak dini.

Beberapa penilitian psikolog, salah satu gejala defresi yang di alami oleh bayi, biasanya selalu rewel. Jika bayi mengalami depresi atau kecemasan dan dibiarkan, maka akan terbawa dan berpengaruh sampai dewasa. Sedangkan depresi pada anak-anak di usia sekolah terlihat pada perubahan perilaku seperti prestadi pelajaran menurun.

Penyebab depresi pada bayi dibawah empat bulan karena makanan, kurangnya sosialisasi,factor guru dan pengaruh teman.

Cirri-ciri anak mengalami depresi, seperti malas untuk belajar atau tidak mau bertemu dengan temannya dan cenderung menarik diri dari lingkungan. Sehingga tidak sedikit penyakit ini bisa mengarah ke bunuh diri.salah satu ciri anak yang mudah terkena depresi yakni punya kepribadian yang tertutup ( introvert ), sukar bergaul, tidak mudah bersosialisasi. Oleh karena itu anak seperti ini harus dibiasakan mengikuti aktivitas-aktivitas sosial.

Lebih lanjut lingkungan akan sangat berpengaruh pada anak untuk berkembang menjadi positif atau negative, karena setiap anak punya potensi sendiri-sendiri dan tidak bisa dituntut sama seperti yang lain. Lingkungan bisa mengarahkan anak supaya ketertutupan itu tidak melekat atau mendalam agar mereka tidak mengalami kesulitan dalam bergaul. Meskipun anak mempunyai potensi cukup cerdas atau punya bakat-bakat tertentu, tetapi karena ketertutupannya yang lebih bereaksi menarik diri/depresi dapat menyebabkan iya bisa berkembang.

Anak-anak yang mengalami depresi lebih ditentukan oleh factor lingkungan. Oleh karena itu conditioning pola asuh anak dilakukan sejak balita. “ anak-anak yang kurang sosialisasi dengan lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kecemasandan kurang berani.ini awal dari anak yang mudah mengalami defresi,” .

Kepribadian anak yang tertutup dan terbuka namun hal ini tergantung pada lingkungan. Jika lingkungan tidak mendukung maka rentan terkena depresi. Meskipun dia tertutup karena dia dikondisikan untuk bergaul dia akan berkembang meskipun dia tidak kehilangan cirinya. Sebalik nya kalau orang yang terbuka dia lebih layak untuk kerja dan bersosialisasi.

Para psikolog menyarankan kepada para orang tua hendaknya memperhatikan kemampuan anak, jangan sampai memaksakan kehendak pada anak-anak yang tidak sesuai dengan kemampuan nya. Karena anak yang dipaksa, maka anak tersebut akan memerlukan daya saing yang kuat. Anak yang cenderung depresi prestasinya akan jatuh sebelum daya juangnya muncul.

TERAPI GANGGUAN KECEMASAN

TERAPI GANGGUAN KECEMASAN
Pendekatan-pendekatan psikologis berbeda satu sama lain dalam tekhnik dan tujuan penanganan kecemasan. Tetapi pada dasarnya berbagai tekhnik tersebut sama-sama mendorong klien untuk menghadapi dan tidak menghindari sumber-sumber kecemasan mereka. Dalam menangani gangguan kecemasan dapat melalui beberapa pendekatan :
1.Pendekatan-Pendekatan Psikodinamika
Dari perspektif psikodinamika, kecemasan merefleksikan energi yang dilekatkan kepada konflik-konflik tak sadar dan usaha ego untuk membiarkannya tetap terepresi. Psikoanalisis tradisional menyadarkan bahwa kecemasan klien merupakan simbolisasi dari konflik dalam diri mereka. Dengan adanya simbolisasi ini ego dapat dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi. Dengan demikian ego dapat memberi perhatian lebih terhadap tugas-tugas yang lebih kreatif dan memberi peningkatan. Begitu juga dengan yang modern, akan tetapi yang modern lebih menjajaki sumber kecemasan yang berasal dari keadaaan hubungan sekarang daripada hubungan masa lampau. Selain itu mereka mendorong klien untuk mengembangkan tingkah laku yang lebih adaptif.
2.Pendekatan-Pendekatan Humanistik
Para tokoh humanistik percaya bahwa kecemasan itu berasal dari represi sosial diri kita yang sesungguhnya. Kecemasan terjadi bila ketidaksadaran antara inner self seseorang yang sesungguhnya dan kedok sosialnya mendekat ke taraf kesadaran. Oleh sebab itu terapis-terapis humanistik bertujuan membantu orang untuk memahami dan mengekspresikan bakat-bakat serta perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, klien menjadi bebas untuk menemukan dan menerima diri mereka yang sesunggguhnya dan tidak bereaksi dengan kecemasan bila perasaan-perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan-kebutuhan mereka mulai muncul ke permukaan.
3.Pendekatan-Pendekatan Biologis
Pendekatan ini biasanya menggunakan variasi obat-obatan untuk mengobati gangguan kecemasan. Diantaranya golongan benzodiazepine Valium dan Xanax (alprazolam). Meskipun benzodiazepine mempunyai efek menenangkan, tetapi dapat mengakibatkan depensi fisik.
Obat antidepresi mempunyai efek antikecemasan dan antipanik selain juga mempunyai efek antidepresi.
4.Pendekatan-Pendekatan Belajar
Efektifitas penanganan kecemasan dengan pendekatan belajar telah banyak dibenarkan oleh beberapa riset. Inti dari pendekatan belajar adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif dalam menghadapi situasi yang menjadi penyebab munculnya kecemasan tersebut. Ada beberapa macam model terapi dalam pendekatan belajar, diantaranya :
a)Pemaparan Gradual
Metode ini membantu mengatasi fobia ataupun kecemasan melalui pendekatan setapak demi setapak dari pemaparan aktual terhadap stimulus fobik. Efektifitas terapi pemaparan sudah sangat terbukti, membuat terapi ini sebagai terapi pilihan untuk menangani fobia spesifik. Pemaparan gradual juga banyak dipakai pada penanganan agorafobia. Terapi bersifat bertahap menghadapkan individu yang agorafobik kepada situasi stimulus yang makin menakutkan, sasaran akhirnya adalah kesuksesan individu ketika dihadapkan pada tahap terakhir yang merupakan tahap terberat tanpa ada perasaan tidak nyaman dan tanpa suatu dorongan untuk menghindar. Keuntungan dari pemaparan gradual adalah hasilnya yang dapat bertahan lama. Cara Menanggulangi ataupun cara membantu memperkecil kecemasan:
b)Rekonstruksi Pikiran
Yaitu membantu individu untuk berpikir secara logis apa yang terjadi sebenarnya. biasanya digunakan pada seorang psikolog terhadap penderita fobia.
c)Flooding
Yaitu individu dibantu dengan memberikan stimulus yang paling membuatnya takut dan dikondisikan sedemikan rupa serta memaksa individu yang menderita anxiety untuk menghadapinya sendiri.
d)Terapi Kognitif
Terapi yang dilakukan adalah melalui pendekatan terapi perilaku rasional-emotif, terapi kognitif menunjukkan kepada individu dengan fobia sosial bahwa kebutuhan-kebutuhan irrasional untuk penerimaan-penerimaan sosial dan perfeksionisme melahirkan kecemasan yang tidak perlu dalam interaksi sosial. Kunci terapeutik adalah menghilangkan kebutuhan berlebih dalam penerimaan sosial. Terapi kognitif berusaha mengoreksi keyakinan-keyakinan yang disfungsional. Misalnya, orang dengan fobia sosial mungkin berpikir bahwa tidak ada seorangpun dalam suatu pesta yang ingin bercakap-cakap dengannya dan bahwa mereka akhirnya akan kesepian dan terisolasi sepanjang sisa hidup mereka. Terapi kognitif membantu mereka untuk mengenali cacat-cacat logis dalam pikiran mereka dan membantu mereka untuk melihat situasi secara rasional. Salah satu contoh tekhnik kognitif adalah restrukturisasi kognitif, suatu proses dimana terapis membantu klien mencari pikiran-pikiran dan mencari alternatif rasional sehingga mereka bisa belajar menghadapi situasi pembangkit kecemasan.
e)Terapi Kognitif Behavioral (CBT)
Terapi ini memadukan tehnik-tehnik behavioral seperti pemaparan dan tehnik-tehnik kognitif seperti restrukturisasi kognitif. Beberapa gangguan kecemasan yang mungkin dapat dikaji dengan penggunaan CBT antara lain : fobia sosial, gangguan stres pasca trauma, gangguan kecemasan menyeluruh, gangguan obsesif kompulsif dan gangguan panik.
Pada fobia sosial, terapis membantu membimbing mereka selama percobaan pada pemaparan dan secara bertahap menarik dukungan langsung sehingga klien mampu menghadapi sendiri situasi tersebut

Gangguan Panik

Gangguan Panik
Tanda-tanda: sekonyong-sekonyong\sesak nafas, detak jantung keras, sakit di dada, merasa tercekik, pusing, berpeluh, bergetar, ketakutan yang sangat akan teror, ketakutan akan ada hukuman.
Depersonalisasi dan derealisasi: perasaan ada di luar badan, merasa dunia tidak nyata, ketakutan kehilangan kontrol, ketakutan menjadi gila, takut akan mati.
Terjadinya: sering, sekali seminggu atau lebih sering. Beberapa menit. Dihubungkan dengan situasi khusus, misalnya mengendarai mobil.
Laki-laki 0,7 %, wanita 1%
4 kali serangan panik dalam 4 minggu,
Satu serangan diikuti ketakutan terjadinya serangan lagi paling sedikit 1 bulan.
Serangan panik dapat diikuti agorafobia,
80% penderita panik juga menderita gangguan kccemasan yang lain.
Sering juga ada depresi
Terdapat dalam keluarga.
Sering penyebabnya fisiologis, misalnya gangguan jantung.
Penderita panik sering merasa bahwa penyakitnya parah → menyebabkan panik.

GAD (Generalized Anxiety Desease: Gangguan Kecemasan Tergeneralisasikan)

GAD (Generalized Anxiety Desease: Gangguan Kecemasan Tergeneralisasikan)
Tanda-tanda; kecemasan kronis terus menerus rnencakup situasi hidup (cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial). Ada keluhan somatik: berpeluh, merasa panas, jantung berdetak keras, perut tidak enak, diare, sering buang air kecil, dingin, tangan basah, mulut kering, tenggorokan terasa tersumbat, sesak nafas, hiperaktivitas sistem saraf otonomik. Merasa ada gangguan otot: ketegangan atau rasa sakit pada otot terutama pada leher dan bahu, pelupuk mata berkedip terus, bcrgetar, mudah lelah, tidak mampu untuk santai, mudah terkejut, gelisah, sering berkeluh. Cemas akan terjadinya bahaya, cemas kehilangan kontrol, cemas akan mendapatkan.serangan jantung, cemas akan mati. Sering penderita tidak sabar, mudah marah, tidak dapat tidur, tidak dapat konsentrasi.
Penyebab:
Psikoanalitik: konflik antara impuls id dan ego yang tidak disadari. Impuls itu seksual atau agresif → ingin keluar, dihalangi → tidak disadari → cemas.
Teori belajar: kondisioning klasik dari rangsang luar.
Kognitif behavioral: memfokus kontrol dan ketidakberdayaan.
Terapi: psikomatis sama dengan fobia.

Post Traumatik-Stress Disorder

Post Traumatik-Stress Disorder (PTSD/ Gangguan Stress Pasca Trauma)
PTSD merupakan kecemasan akibat peristiwa traumatik yang biasanya dialami oleh veteran perang atau orang-orang yang mengalami bencana alam . PTSD biasnya muncul beberapa tahun setelah kejadian dan biasanya diawali dengan ASD, jika lebih dari 6 bulan maka orang tersebut dapat mengembangkan PTSD. Simtom dan diagnosis:
Akibat kejadian traumatik atau bencana yang tingkatnya sangat buruk: perkosaan, peperangan, bencana alam, ancaman yang serius terhadap orang yang sangat dicintai, melihat orang lain disakiti atau dibunuh. Akan berakibat tidak dapat konsentrasi, mengingat, tidak dapat santai, impulsif, mudah terkejut, gangguan tidur, cemas, depresi, mati rasa; hal-hal yang menyenangkan tidak menarik lagi, ada perasaan asing terhadap orang-lain dan yang lampau. Kalau trauma dialami bersama orang lain, dan yang lain mati: ada rasa bersalah, sering terjadi mimpi buruk atau gangguan tidur.
Gangguan pasca trauma dapat akut, kronis atau lambat, trauma akibat orang, perang, serangan fisik atau penganiayaan berlangsung lebih lama daripada trauma setelah bencana alam. Simtom memburuk jika dihadapkan kepada situasi yang mirip. Dapat terjadi pada anak dan orang dewasa. Simtom pada anak: mimpi tentang monster atau perubahan tingkah laku: ramai → pendiam
Riwayat psikopatologi pada keluarga memegang peranan
Perlakuan
Dapat melalui terapi kelompok. Dengan cara ini penderita mendapatkan support dari teman-temannya.

phobia

a. Phobia Spesifik
Ketakutan berlebih yang disebabkan oleh benda, atau peristiwa traumatik tertentu, misalnya: ketakutan terhadap kucing (ailurfobia), ketakutan terhadap ketinggian (acrofobia), ketakutan terhadap tempat tertutup (agorafobia), fobia terhadap kancing baju, dsb.

b. Fobia Sosial
Ketakutan berlebih pada kerumunan atau tempat umum. ketakutan ini disebabkan akibat adanya pengalaman yang traumatik bagi individu pada saat ada dalam kerumunan atau tempat umum. misalnya dipermalukan didepan umum, ataupun suatu kejadian yang mengancam dirinya pada saat diluar rumah.
Penyebab:
Teori Psikoanalitik: pertahanan melawan kecemasan hasil dorongan id yang direpres. Kecemasan: pindahan impuls id yang ditakuti ke objek/situasi, yang mempunyai hubungan simbolik dengan hal tersebut, Menghindari konflik yang direpres. Cara ego untuk mcnghadapi masalah yang sesungguhnya konflik pada masa kaaak-kanak yang direpres. Teori Behavioral: hasil belajar kondisioning kfasik, kondisioning operan, modeling.

GANGGUAN-GANGGUAN KECEMASAN

GANGGUAN-GANGGUAN KECEMASAN
TIPE-TIPE DAN PENANGANANNYA

Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas. rasa cemas ini biasanya terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan, orang merasa cemas, ketika tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum ujian berlangsung, dan masih banyak lagi.
Kecemasan yang dimiliki seseorang seperti diatas adalah normal. dan bahkan kecemasan ini perlu dimiliki oleh manusia. akan tetapi kecemasan berubah menjadi abnormal ketika kecemasan yang ada dalam diri individu menjadi berlebihan atau melebihi dari kapasitas umumnya.
Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami anxiety disorder (gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional. Seseorang dikatakan menderita anxiety disorder apabila kecemasan atau anxietas ini mengganggu aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut. salah satunya terganggunya fungsi sosial dalam diri individu. Misalnya, kecemasan yang berlebihan ini menghambat diri seseorang untuk menjalin hubungan akrab antar individu maupun kelompoknya.

TIPE-TIPE GANGGUAN KECEMASAN
Anxiety disorder memiliki bebrapa pembagian yang lebih spesifik. diantaranya:
1. Fobia
Fobia adalah ketakutan yang berlebihan yang disebabkan oleh benda, binatang ataupun peristiwa tertentu. sifatnya biasanya tidak rasional, dan timbul akibat peristiwa traumatik yang pernah dialami individu. Fobia juga merupakan penolakan berdasar ketakutan terhadap benda atau situasi yang dihadapi, yang sebetulnya tidak berbahaya dan penderita mengakui bahwa ketakutan itu tidak ada dasarnya.
Fobia simpel: sumber binatang, ketinggian, tempat tertutup, darah. Yang menderita banyak wanita, dimulai semenjak kecil.
Agorafobia: kata yunani, agpra = tempat berkumpul, pasar. Sekelompok ketakutan yang berpusat pada tempat-tempat publik: takut berbelanja, takut kerumunan, takut bepergian.
Banyak yang minta pertolongan.
Banyak wanita yang menderita ini dimulai pada masa remaja dan permulaan dewasa.
Simtom: ketegangan, pusing, kompulsi, merenung, depresi, ketakutan menjadi gila.
90% dari suatu sampel: takut tempat tinggi, tempat tertutup, elevator.
Fobia dibedakan menjadi dua jenis,yaitu:

PENYEBAB ENKOPRESIS

PENYEBAB ENKOPRESIS
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi enkopresis:
1. Stres
Anak mengalami beban pikiran yang tak terselesaikan. Entah itu masalah di sekolah atau di rumah. Misalnya, masalah pelajaran yang terlalu berat atau lingkungan sekolah yang membuatnya tak nyaman. Permasalahan dengan orang tua, seperti merasa kurang diperhatikan atau kurang kasih sayang, juga dapat menjadi beban pikiran.
2. Kurang aktivitas fisik
Anak yang kurang melakukan aktivitas fisik berisiko mengalami encopresis. Sebaiknya di usia sekolah, dimana anak tengah bersemangat melakukan eksplorasi, ia diberi berbagai kegiatan. Tujuannya selain untuk mengantisipasi terjadinya encopresis, juga demi mengembangkan kemampuan dan keterampilannya.
3. Selalu menahan BAB
Ada juga beberapa anak yang selalu menahan BAB. Alasannya beragam. Misalnya, anak terlalu asyik melakukan suatu kegiatan sehingga enggan pergi ke toilet. Namun karena rangsangan untuk BAB begitu kuat dan tak bisa ditahan lagi, akhirnya terjadilah encopresis.
Sebagian anak menahan BAB karena tak terbiasa menggunakan sarana umum, terutama toilet yang kurang bersih. Misalnya, kamar mandi di sekolah yang ternyata bau dan kotor yang bertolak belakang dengan toilet di rumah yang terjaga kebersihannya. Akhirnya dia memilih menahan BAB ketimbang harus memakai toilet sekolah. Saat si anak tak kuat lagi menahan, terjadilah encopresis. Syukur-syukur kalau ia berterus terang BAB di celana, karena biasanya mereka akan diam seribu basa. Baru ketahuan orang lain setelah tercium aromanya yang tak sedap.
4. Makanan/Minuman
Encopresis juga bisa dipicu oleh asupan makanan yang kurang baik yang menyebabkan gangguan di saluran pencernaan. Misalnya sering menyantap makanan berlemak tinggi, berkadar gula tinggi atau junk food. Minuman yang mengandung banyak gula dan soda juga bisa mencetuskan terjadinya encopresis.
5. Trauma
Contohnya, akibat sembelit atau kesulitan mengeluarkan tinja karena keras. Lama-kelamaan anak menjadi trauma karena setiap kali BAB ia merasa sakit. Untuk menghindari rasa sakit itu, ia jadi sering menahan untuk tidak BAB.
6. Obat-obatan
Encopresis juga bisa terjadi karena efek obat-obatan yang bisa menyebabkan terhambatnya pengeluaran kotoran. Misalnya, obat batuk yang mengandung zat seperti codein. Encopresis terjadi karena obat tersebut tak cocok atau dipakai dalam jangka panjang.
7. Kegagalan toilet training
Pengajaran atau pelatihan buang air (toilet training) yang dilakukan dengan memaksa anak, cepat atau lambat akan menjadi tidak efektif. Begitu pula kalau misalnya anak yang BAB di celana lantas dimarahi orang tua.

Schizophrenia Pada Masa Kanak-Kanak

Schizophrenia Pada Masa Kanak-Kanak
DEFINISI

Sizofrenia (Schizophrenia) masa kecil adalah kekacauan parah yang melibatkan pemikiran dan prilaku sosial abnormal.

Sizofrenia di masa kecil cukup langka; biasanya berkembang di masa akhir remaja dan kedewasaan awal. Kalau sizofrenia timbul di masa kecil, biasanya mulai antara umur 7 tahun dan permulaan masa remaja.

Sizofrenia mungkin terjadi karena kelainan kimia di otak. Dokter tidak mengetahui apa yang menyebabkan kelainan ini, walaupun jelas bahwa ada keringkihan yang diwariskan dan bahwa tidak disebabkan oleh proses asuhan yang buruk atau perlawanan kondisi masa kecil.

GEJALA

Seorang anak dengan sizofrenia biasanya menjadi pendiam, kehilangan minat dalam aktivitas, dan berkembang mengubah berpikir dan persepsi. Gejala ini mungkin terus terjadi selama beberapa waktu sebelum berkembang. Sewaktu dewasa, anak dengan sizofrenia mungkin mengalami halusinasi, khayalan, dan paranoia, sering khawatir bahwa orang lain sedang bermaksud melukai mereka atau sedang menguasai pikiran mereka. Anak dengan sizofrenia biasanya sudah meredam emosi - baik suara mereka atau ekspresi muka bergantian untuk merespon terhadap situasi yang emosional.Peristiwa yang biasanya akan memaksa orang tertawa atau menangis mungkin tidak menghasilkan respon.Pada remaja, penyalahgunaan obat mungkin menyerupai gejala sizofrenia.

DIAGNOSA

Tidak ada pemeriksaan spesifik untuk sizofrenia. Seorang dokter mendasarkan diagnosa pada penilaian seksama gejala sepanjang waktu, uji psiklogis, dan dilura kejadian berdasarkan kondisi medis, seperti penyalahgunaan obat, penyakit tumor otak, dan gangguan lain.

PENGOBATAN

Sizofrenia masa kecil tidak bisa disembuhkan, walaupun halusinasi dan khayalan mungkin dikontrol dengan obat antipsikotik, seperti haloperidol, olanzapine, quetiapine, dan risperidone. Anak benar-benar rentan dengan akibat samping obat antipsikotik, seperti tremor, gerakan lambat, dan gangguan gerakan. Bantuan Psychologic dan support pendidikan bagi anak dan konseling untuk anggota keluarga penting untuk menolong tiap orang menanggulangi sakitnya dan akibatnya.

Anak dengan sizofrenia mungkin perlu diopname ketika gejala memburuk, agar dosis obat bisa diatur dan keamanan mereka bisa terjamin.

Gangguan Disintegratif Anak

Gangguan Disintegratif Anak
DEFINISI

Gangguan disintegratif masa kanak-kanak, anak yang rupanya normal mulai bertindak lebih muda (mundur) sesudah usia 3.

Pada kebanyakan anak, perkembangan fisik dan jiwa terjadi dengan cepat. Sering terjadi pada anak untuk mengalami langkah mundur; misalnya, seorang anak yang terlatih ke WC sekali-sekali mengompol. Gangguan masa kecil disintegratif, tetapi, adalah kekacauan serius yang langka dimana seorang anak dengan usia lebih dari3 berhenti berkembang sevcara normal dan mengalami kemunduran pada banyak fungsi di bawahnya, biasanya mengikuti sakitnya gawat, seperti infeksi otak dan susunan syaraf.

Ciri anak dengan gangguan disintegratif masa kanak-kanak berkembang secara normal sam[ai usia 3 atau 4 tahun, mempelajari ketrampilan wicara, buang air dengan benar, dan memperlihatkan prilaku sosial yangs sesuai. Lalu, setelah beberapa minggu atau bulan anak cepat-marah dan murung, anak menjalani kemunduran nyata. Dia mungkin kehilangan kemampuan berbahasa yang diperoleh dulunya, gerakan, atau ketrampilan sosial, dan dia mungkin tidak lagi mempunyai kontrol pada kandung kemih atau usus besarnya. Juga, anak mengalami kesukaran dengan interaksi sosial dan mulai melakukan kelakuan berulang mirip yang terjadi pada anak dengan penyakit autisme. Cukup sering anak lambat laun memburuk sampai derajat yang sangat terbelakang. Seorang dokter membuat diagnosa berdasarkan gejala dan pencarian untuk akar gangguan.

Gangguan disintegratif masa kanak-kanak tidak bisa diobati secara khusus atau disembuhkan, dan kebanyakan anak, khususnya dengan keterbelakangan yang parah, memerlukan perawatan seumur hidup.

PENGOBATAN

PENGOBATAN

Pengobatan harus termasuk komunikasi di antara orangtua dan personil sekolah, rajin hadir di sekolah, dan kadangkala terapi meliputi keluarga dan anak dengan psikolog. Terapi termasuk pengobatan yang didasarkan pada penyebabnya sama dengan teknik tingkah laku untuk menghadapi stress di sekolah.

Apa Hubungan Stress dan Prilaku

Apa Hubungan Stress dan Prilaku
Setiap anak menghadapi stress dengan cara berbeda. Tingkah laku tertentu yang membantu anak menghadapi stress termasuk menghisap ibu jari, menggigit kuku, dan, kadangkala, memukul kepala.

Menghisap ibu jari (atau menghisap sebuah dot) adalah bagian normal pada awal masa kanak-kanak, dan kebanyakan anak berhenti pada waktu mereka berusia 1 atau 2 tahun, tetapi kadangkala berlanjut ke usia sekolah mereka. Kadangkala menghisap ibu jari adalah normal pada waktu stress, tetapi kebiasaan menghisap melewati usia sekitar 5 tahunan bisa merubah bentuk langit-langit mulut, menyebabkan perubahan baris pada gigi, dan membuat diganggu oleh anak yang lainnya. Kadangkala, menhisap ibu jari yang berlangsung lama bisa jadi tanda dasar gangguan emosional.

Setiap anak secepatnya berhenti menghisap ibu jari. Orangtua harus mencegah hanya jika dokter gigi anak mereka menasihati mereka juga, atau jika mereka merasa penghisapan ibu jari anak mereka secara sosial tidak sehat. Orang tua perlu secara lembut mendorong anak tersebut untuk mengerti mengapa adalah baik untuk berhenti. Suatu kali anak tersebut menandakan kerelaan untuk berhenti, nasihat lembut bagus untuk dimulai. Hal ini bisa diikuti dengan penghargaan simbolis dipasang langsung pada ibu jari, seperti pita berwarna, menyemir kuku tangan, atau menggambar sebuah bintang dengan pewarna yang tidak mengandung racun, jika perlu, alat tambahan, seperti pelindung plastik di sekeliling ibu jari, bebat siku semalaman untuk mencegah seorang anak dari pembengkokan, atau ‘melukis’ ibu jari dengan zat-zat yang pahit bisa digunakan. Meskipun begitu, tidak satupun cara-cara ini harus digunakan untuk melawan keinginan anak tersebut.

Menggigit kuku adalah masalah yang umum pada anak kecil. Kebiasaan tersebut biasanya hilang pada saat anak tersebut bertambah usia, tetapi biasanya berhubungan dengan stress dan kegelisahan. Anak yang dimotivasi untuk berhenti bisa diajar untuk mengganti dengan kebiasaan lain (misalnya, memutar-mutar pensil).

Memukul kepala dan mengayunkan kepala berirama adalah umum di antara anak kecil sehat. Hal ini mengingatkan orangtua, anak tersebut tidak dalam masalah dan sebenarnya memperoleh kenyamanan dari aktifitas tersebut.

Anak biasanya sering mengayun-ayunkan badannya, berguling, dan memukul kepalanya di antara usia 18 bulan sampai 2 tahun, tetapi aksi yang berulang kadangkala masih terjadi pada anak yang lebih tua dan remaja.

Anak yang menderita autis dan masalah perkembangan tertentu lainnya juga bisa membenturkan kepala mereka. Meskipun begitu, keadaan ini memiliki gejala-gejala tambahan yang membuat diagnosa mereka nyata.<

Meskipun anak-anak hampir tidak pernah membahayakan diri mereka sendiri dengan kebiasaan ini, kemungkinan ini (dan gaduh) bisa dikurangi dengan mendorong tempat tidur menjauh dari tembok, mengambil roda atau menempatkan pelindung karpet di bawahnya, dan meletakkan bantalan besar tempat tidur di sebelah tempat tidur.

Tidak Mau Pergi Sekolah

Tidak Mau Pergi Sekolah
DEFINISI

Menghindari bersekolah terjadi sekitar 5 % pada semua anak usia sekolah dan mempengaruhi anak perempuan dan laki-laki secara seimbang. Hal ini lebih mungkin terjadi di antara usia 5 dan 6 tahun dan di antara usia 10 dan 11 tahun.

Penyebabnya seringkali tidak jelas, tetapi faktor psikologi (seperti kegelisahan dan depresi) dan faktor sosial (seperti tidak mempunyai teman, merasa ditolak oleh teman sebaya, atau diejek) bisa mendukung. Anak yang sensitive kemungkinan salah tingkah dengan merasa takut dengan seorang guru yang ketat atau mengomel. Anak kecil cenderung pura-pura sakit atau membuat alasan lain untuk menghindari sekolah. Anak tersebut bisa mengeluh sakit perut, mual, atau gejala-gejala lain yang memberikan alasan tinggal di rumah. Beberapa anak secara langsung menolak pergi ke sekolah. Sebagai alternatif, anak tersebut bisa pergi ke sekolah tanpa kesulitan tetapi menjadi gelisah atau mengalami berbagai gejala-gejala selama jam belajar, seringkali sering ke ruang perawatan. Tingkah laku ini tidak sama dengan remaja, yang memutuskan untuk tidak masuk sekolah (bolos).

Penghindaran sekolah cenderung mengakibatkan performa akademis yang buruk, kesulitan dalam keluarga, dan kesulitan dengan teman sebaya. Kebanyakan anak pulih dari penghindaran sekolah, meskipun beberapa muncul kembali setelah benar-benar sakit atau habis berlibur.

Belajar private biasanya bukan sebuah jalan keluar. Seorang anak yang menghindari sekolah harus segera kembali ke sekolah, sehingga dia tidak ketinggalan tugas sekolah. Jika penghindaran sekolah intens sehingga berhubungan dengan aktifitas anak tersebut dan jika anak tersebut tidak bereaksi terhadap bujukan sederhana oleh orangtua atau guru, serahkan kepada seorang psikolog atau psikiater kemungkinan membantu.

Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety)

Kecemasan Berpisah (Separation Anxiety)
DEFINISI

Kecemasan berpisah (Separation anxiety) adalah perasaan takut anak kecil bahwa orangtua mereka akan meninggalkan mereka.

Anak dengan separation anxiety panik dan menangis ketika orangtua meninggalkan mereka, bahkan jika hanya untuk pergi ke ruang sebelah. separation anxiety adalah normal untuk bayi berusia sekitar 8 bulan, paling hebat diantara usia 10 dan 18 bulan, dan biasanya sembuh diusia 2 tahun. Kehebatan dan durasi separation anxiety seorang anak bervariasi sebagian tergantung pada hubungan orang tua-anak. Biasanya, separation anxiety pada seorang anak yang kuat dan sehat menempel pada orangtua lebih cepat sembuh dibandingkan seorang anak yang kedekatannya kurang kuat.

Separation anxiety terjadi suatu waktu ketika bayi mulai tahu bahwa orangtua mereka adalah pribadi yang unik. Karena mereka memiliki ingatan yang tidak lengkap dan tidak peka pada waktu, anak kecil ini takut setiap kepergian orangtua mereka kemungkinan tetap. separation anxiety sembuh sebagaimana perkembangan anak yang kecil pada ingatan dan menjaga gambar orangtua di pikiran ketika mereka pergi. Anak tersebut mengingat kembali bahwa di masa lalu orangtua akan kembali.

Orangtua harus tidak membatasi atau membatalkan perpisahan dalam reaksi separation anxiety karena melakukannya sehingga bisa membahayakan perkembangan dan kematangan anak tersebut. Ketika orangtua siap untuk meninggalkan rumah (atau meninggalkan anak tersebut pada pusat perawatan anak), mereka harus memastikan orang tersebut dengan siapa mereka meninggalkan anak tersebut untuk mengalihkan anak tersebut dengan mainan, sebuah mainan, atau kegiatan lain. Dengan demikian, orangtua harus tinggal di rumah tetapi di ruangan yang berbeda, mereka harus tidak segera kembali dalam reaksi terhadap tangisan, tetapi sebaliknya harus memanggil anak tersebut dari ruangan lain. Ini mengajar anak tersebut bahwa orangtua masih ada meskipun anak tersebut tidak melihat mereka. separation anxiety kemungkinan memburuk ketika seorang anak lapar atau lelah, sehingga memberi makan anak tersebut dan membiarkan anak tidur sebentar sebelum meninggalkan mereka bisa juga membantu.

Separation anxiety pada usia normal tidak menyebabkan bahaya jangka panjang terhadap anak tersebut. separation anxiety yang berlangsung melebihi usia 2 tahun bisa atau tidak bisa menjadi sebuah masalah bergantung pada jarak perbedaan dengan perkembangan anak tersebut. Hal ini normal untuk anak untuk merasakan beberapa ketakutan ketika meninggalkan pra sekolah atau taman kanak-kanak. Perasaan ini harus berkurang dengan waktu. Jarang. Rasa takut berlebihan pada perpisahan menghalangi seorang anak menghadiri perawatan anak atau pra sekolah atau menjaga seorang anak bermain secara normal dengan teman sebaya. Kegelisahan ini umumnya tidak normal (gangguan separation anxiety. Pada kasus ini, orangtua harus mencari perawatan medis untuk anak tersebut.

Gejala-gejala depresi pada anak

GEJALA

Gejala-gejala depresi pada anak

* Perasaan sedih
* Lesu
* Menarik diri dari teman-teman dan keadaan sosial
* Mengurangi kapasitas kesenangan
* merasa tertolak dan tidak dikasihi
* Gangguan tidur, mimpi buruk
* Menyalahkan diri sendiri
* Kurang nafsu makan, kehilangan berat badan
* Berpikiran untuk bunuh diri
* Tidak mempunyai harga diri
* Protes dengan perubahan fisik
* Tidak naik kelas



Gejala-gejala depresi pada anak berhubungan dengan perasaan sedih berlebihan, perasaan sangat tidak berharga, dan perasaan bersalah. Anak tersebut kehilangan minat pada aktifitas yang secara normal memberikan kesenangan, seperti bermain sambil berolah raga, menonton televisi, memainkan video games, atau bermain dengan teman-teman. Nafsu makan bisa naik atau turun, seringkali membuat perubahan berat badan yang signifikan. Tidur biasanya terganggu, dengan insomnia manapun atau tidur berlebihan. Anak yang depresi seringkali tidak energik atau aktif secara fisik. Meskipun begitu, terutama sekali pada anak yang lebih kecil, depresi kadangkala disembunyikan oleh gejala bertentangan nampaknya, seperti overaktif dan agresif, perilaku anti sosial. Gejala biasanya berhubungan dengan kemampuan anak untuk berpikir dan konsentrasi, dan tugas sekolah biasanya membuat menderita. Berpikir untuk bunuh diri, fantasi, dan mencoba sering terjadi. Dokter harus selalu menilai resiko bunuh diri pada depresi anak.
DIAGNOSA

Untuk mendiagnosa depresi, seorang dokter mendasari pada beberapa sumber informasi, termasuk wawancara dengan anak atau remaja tersebut dan informasi dari orangtua dan para guru. Kadangkala, susunan pertanyaan membantu membedakan depresi dari reaksi normal kepada situasi yang menyedihkan. Seorang dokter berusaha untuk menemukan apakah keluarga atau stress social bisa mempercepat depresi dan juga menentukan apakah gangguan fisik, seperti tiroid underactive, adalah penyebabnya.
PENGOBATAN

Demikian halnya dengan orang dewasa, terdapat cakupan luas pada keparahan depresi, dan pengobatan intensif bergantung pada beratnya gejala-gejala tersebut.

Obat-obatan antidepresan memperbaiki ketidakseimbangan kimia di dalam otak. Serotonin reuptake inhibitors (SSRIs), seperti fluoxetine, sertraline, dan paroxetine, adalah obat-obatan yang paling umum diberikan untuk anak dan remaja yang depresi. Antidepresan tricyclic, seperti imipramine , sangat tidak efektif pada anak-anak dibandingkan remaja dan memiliki lebih banyak efek samping sehingga jarang digunakan pada anak-anak.

Pengobatan depresi membutuhkan lebih daripada terapi obat-obatan. Psikoterapi individu, terapi kelompok, dan terapi keluarga semuanya bisa bermanfaat. Anak yang mencoba bunuh diri harus di rawat dirumah sakit, biasanya dipulangkan sampai mereka tidak lagi beresiko pada dirinya sendiri.

Depresi Pada Anak

Depresi Pada Anak
DEFINISI

Depresi adalah perasaan sangat sedih, bisa disertai baru kehilangan atau peristiwa sedih lainnya namun kadarnya melebihi peristiwa tersebut dan berlangsung melebihi jangka waktu yang semestinya.

Kesedihan dan ketidakgembiraan adalah emosi manusia yang umum, terutama sekali reaksi terhadap keadaan bermasalah. Untuk anak, beberapa situasi bisa termasuk kematian orangtua, perceraian, seorang teman pindah rumah, kesulitan menyesuaikan diri di sekolah, dan kesulitan berteman. Kadangkala, meskipun, perasaan sedih melebihi ukuran peristiwa atau berlangsung lebih lama dibandingkan yang diharapkan. Pada kasus lain, terutama sekali ketika perasaan negatif disebabkan kesulitan fungsi dari hari ke hari, anak bisa mengalami depresi. Seperti orang dewasa, beberapa anak menjadi tertekan bahkan tanpa peristiwa hidup yang tidak menggembirakan. Hal ini lebih sering terjadi jika ada riwayat keluarga mengalami gangguan kejiwaan.
PENYEBAB

Depresi terjadi pada 1 hingga 2 % anak dan sebanyak 8% pada remaja. Dokter tidak mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan depresi, tetapi kelainan kimia pada otak kemungkinan berpengaruh. Beberapa depresi cenderung menurun. Faktor kombinasi, baik pengalaman hidup dan genetic vulnerability, nampak berpengaruh. Kadangkala, gangguan kesehatan, seperti tiroid tidak aktif, adalah penyebabnya.

pengobatan

PENGOBATAN

Ketika ancaman dengan segera terhadap nyawa telah dihilangkan, dokter memutuskan apakah anak tersebut harus diopname. Keputusan tersebut tergantung pada tingkat resiko tetap tinggal dirumah dan kapasitas keluarga untuk memberikan dukungan dan keamanan fisik untuk anak tersebut. kesungguhan usaha bunuh diri bisa diukur dengan jumlah faktor-faktor, termasuk apakah upaya tersebut telah direncanakan dengan hati-hati daripada secara spontan, apakah langkah yang diambil untuk mencegah penemuan, jenis metode yang digunakan, dan apakah setiap luka telah benar-benar timbul. Hal ini kritis untuk sungguh-sungguh dibedakan dari konsekwensi actual ; misal, remaja yang mencerna pil yang tidak berbahaya yang dia (perempuan) atau dia (laki-laki) yakini mematikan harus dipertimbangkan pada resiko yang ekstrim. Jika opname tidak diperlukan, keluarga dari anak-anak pulang kerumah harus memastikan bahwa senjata api dibuang dari rumah sama sekali dan bahwa onat-obatan dan benda tajam dibuang atau benar-benar dikunci.

gejala dan diagnosa bunuh diri

GEJALA

Anak yang berusaha bunuh diri memerlukan evaluasi segera di bagian gawat darurat rumah sakit. Setiap jenis usaha bunuh diri harus dilakukan dengan serius, karena sepertiga dari mereka yang benar-benar bunuh diri mengalami usaha bunuh diri sebelumnya-kadangkala tampak sepele, seperti melakukan beberapa garukan dangkal pada pergelangan tangan atau menelan beberapa pil. Ketika orangtua atau pengurus anak meremehkan atau meminimalkan usaha bunuh diri yang tidak berhasil, anak bisa melihat ini sebagai sebuah tantangan, dan resiko pada bunuh diri berikutnya meningkat.

DIAGNOSA

Orangtua, dokter, guru dan teman kemungkinan pada posisi untuk mengidentifikasi siapa yang mungkin berusaha bunuh diri, terutama pada mereka yang telah melakukan perubahan baru-baru ini dalam perilaku. Anak-anak dan remaja seringkali mempercayai hanya teman sebaya mereka, yang harus diyakinkan untuk tidak menjaga rahasia yang bisa membuat kematian tragis pada anak yang bunuh diri. Anak yang terlalu cepat berpikir bunuh diri seperti ‘saya harap saya tidak pernah dilahirkan’ atau ‘saya ingin tidur dan tidak pernah terbangun’ beresiko, tetapi sehingga anak dengan tanda-tanda ringan, seperti menarik diri dari masyarakat, tinggal kelas, atau terpisah dari barang milik favorite. Pemerhati kesehatan professional memiliki dua kunci peranan : mengevaluasi keselamatan anak bunuh diri dan perlu untuk di opname, dan pengobatan berdasarkan kondisi, seperti depresi atau penyalahgunaan zat-zat terlarang.

Secara langsung menanyakan anak beresiko mengenai pemikiran dan rencana mengurangi, daripada meningkatkan, resiko dimana anak tersebut akan berusaha bunuh diri karena mengidentifikasi pikiran bunuh diri bisa menyebabkan intervensi. Hot line krisis, menyediakan bantuan selama 24 jam, tersedia di banyak perkumpulan, dan menyediakan akses yang siap untuk seorang simpatik yang bisa memberikan konseling segera dan bantuan dalam memperoleh perawatan lebih lanjut. Meskipun hal ini sulit untuk dibuktikan bahwa pelayanan ini secara nyata mengurangi jumlah kematian dari bunuh diri, mereka sangat membantu dalam mengarahkan anak dan keluarga untuk sumber daya yang tepat.

Faktor Resiko bunuh diri

Faktor Resiko

Faktor Resiko untuk anak dan remaja bunuh diri

* Preokupasi dengan tema abnormal
* Perawatan kesehatan dan diri sendiri yang buruk (jika tia-tiba berubah)
* Akses terhadap senjata api dan obat-obatan yang diresepkan
* Penyalahgunaan alkohol dan obat
* Riwayat keluarga pada bunuh diri
* Perubahan suasana hati yang berubah, hubungan dengan teman sebaya, teman kelas
* Suasana hati yang tertekan, gangguan nafsu makan atau tidur
* Upaya bunuh diri sebelumnya

Berbagai faktor umumnya saling berhubungan sebelum bunuh diri dipikirkan menjadi perilaku bunuh diri. Sangat sering, terdapat masalah kesehatan mental yang mendasari dan memicu peristiwa yang sangat menekan. Contoh peristiwa yang sangat menekan termasuk kematian orang yang dicintai, kehilangan teman perempuan atau teman laki-laki, pindah dari lingkungan sekitarnya (sekolah, tetangga, teman), penghinaan oleh keluarga atau teman, gagal di sekolah, dan bermasalah dengan hukum. Peristiwa yang sangat menekan seperti berikut adalah cukup umum diantara anak-anak, meskipun begitu, dan jarang menyebabkan perilaku bunuh diri jika tidak terdapat masalah-masalah lain yang mendasari. Kedua masalah-masalah mendasar yang paling umum adalah depresi dan ‘alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang. Remaja dengan depresi mengalami perasaan putus asa dan tidak berdaya yang membatasi kemampuan mereka untuk mempertimbangkan solusi lain untuk masalah-masalah dengan segera. Penggunaan ‘alkohol dan obat-obatan merendahkan penghambat melawan tindakan berbahaya dan berhubungan dengan antisipasi pada konsekwensi-konsekwensi. Akhirnya, kendali impuls yang buruk adala sebuah faktor umum dalam perilaku bunuh diri. Para remaja berupaya bunuh diri adalah umumnya marah dengan anggota keluarga atau teman, tidak mampu untuk menyesuaikan kemarahannya, dan berbalik marah melawan diri sendiri.

Kadangkala perilaku bunuh diri dihasilkan ketika seorang anak mencontoh tindakan orang lain. Misalnya, bunuh diri yang dipublikasikan dengan baik, seperti pada selebritis, seringkali diikuti oleh bunuh diri atau upaya bunuh diri yang lain. Bunuh diri bisa mengikat dalam keluarga dengan sifat mudak terkena luka genetic sampai gangguan suasana hati.

Perilaku Bunuh Diri

Perilaku Bunuh Diri
DEFINISI

Perilaku bunuh diri, sebuah tindakan yang dimaksudkan untuk melukai diri sendiri, meliputi baik upaya bunuh diri dan benar-benar bunuh diri.

Bunuh diri langka pada anak sebelum pubertas dan sebagian besar masalah pada remaja, terutama diantara usia 15 dan 19, dan masa dewasa. Meskipun begitu, anak bunuh diri telah terjadi dan seharusnya tidak diabaikan pada sebelum remaja. setelah kecelakaan, bunuh diri adalah penyebab kematian pada remaja, menghasilkan 2.000 kematian per tahun di Amerika Serikat. Hal ini juga mungkin bahwa jumlah kematian menyebabkan kecelakaan, seperti yang berasal dari kendaraan bermotor dan senjata api, adalah bunuh diri yang ‘aktual.

Kebanyakan orang yang lebih muda berupaya untuk bunuh diri dibandingkan benar-benar sukses. Sebuah survei dilakukan oleh yayasan pusat pengendalian dan pencegahan penyakit bahwa 28% siswa sekolah menengah atas telah berfikir untuk bunuh diri dan 8.3% telah berusaha untuk bunuh diri

Diantara para remaja di Amerika Serikat, anak laki-laki jumlahnya melebihi anak perempuan yang benar-benar bunuh diri lebih dari empat banding satu. Anak perempuan, meskipun begitu, 2 sampai 3 kali lebih mungkin berusaha bunuh diri dibandingkan anak laki-

Gangguang Rett

Gangguang Rett
DEFINISI

Gangguan Rett adalah gangguan genetika langka pada anak perempuan yang menyebabkan rusaknya interaksi sosial, kehilangan kemampuan berbahasa, dan gerakan tangan yang berulang-ulang.

Seorang perempuan dengan gangguan Rett kelihatan berkembang dengan normal sampai beberapa waktu antara umur 5 bulan dan 4 tahun. Ketika gangguan tersebut mulai, perkembangan kepalanya lambat dan bahasa dan sosialnya memburuk. Ciri khasnya, dia menunjukkan gerakan tangan yang berulang-ulang seperti mencuci atau memeras. Gerakan tangan dengan kehendak hilang, tidak bisa berjalan, gerakan tubuh yang kikuk. Keterlambatan mental terjadi dan biasanya parah

Melalaikan perbaikan secara spontan pada interaksi social bisa terjadi pada masa kanak-kanak yang terlambat dan masa remaja yang terlalu cepat, namun masalah tata bahasa dan tingkah laku berkembang. Kebanyakan anak perempuan dengan gangguan Rett membutuhkan perhatian penuh dan program pendidikan yang khusus. Gangguan ini tidak ada obatnya.

Buang air besar tiba-tiba (Encopresis)

Buang air besar tiba-tiba (Encopresis) pada anak
DEFINISI

Encopresis adalah buang air besar tiba-tiba yang bukan disebabkan oleh penyakit atau kelainan fisik.

Sekitar 17% pada usia 3 tahunan dan 1% pada usia 4 tahunan mengalami encopresis, seringkali disebabkan tidak mau belajar ke toilet. Meskipun begitu, sembelit kronis, yang merentangkan dinding usus besar dan mengurangi kesadaran anak tersebut untuk usus besar yang penuh, menghalangi kontrol otot, kadangkala menyebabkan encopresis.

Seorang dokter terlebih dulu berusaha untuk memastikan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah sembelit, pencahar dianjurkan dan cara lain ditetapkan untuk memastikan buang air besar secara teratur. Setelah buang air besar teratur tercapai, kebocoran seringkali berhenti. Jika cara ini gagal, tes diagnosa kemungkinan dilakukan, seperti sinar-X pada perut dan kadang sebuah biopsi pada dinding anus, dimana contoh jaringan diambil dan diteliti di bawah sebuah mikroskop. Jika penyebab fisik ditemukan, hal itu seringkali bisa diobati. Pada kasus yang paling berat, konseling psikologi kemungkinan diperlukan untuk anak yang encopresis adalah hasil penolakan pada latihan bertoilet atau masalah prilaku yang lainnya.

cara pengobatan untuk anak yang mengompol

PENGOBATAN

Orang-tua dan anak perlu tahu mengompol hal yang biasa, dimana hal itu bisa diperbaiki, dan bahwa tak seorang pun sebaiknya merasa bersalah karenanya. Seorang anak yang lebih tua yang mengompol bisa mengambil tanggung jawab dengan membatasi minum setelah makan malam (khusunya minuman yang mengandung caffeine), kencing sebelum pergi tidur, mencatat malam basah dan kering, dan berganti pakaian dan menidurkan waktu mengompol. Orang tua mungkin pilih untuk memberi anak hadiah yang pantas (penguatan positif) selama malam tidak mengompol.

Bagi anak denga usia kurang dari 6 tahun, orang tua bisa menghindari memberikan anak minum 2 sampai 3 jam sebelum waktu tidur dan menganjurkan anak kencing sebelum tidur. Pada kebanyakan anak dengan usia ini, waktu dan pematangan fisik memecahkan masalah.

Bagi anak dengan usia 6 sampai 7 tahun, suatu bentuk pengobatan sering ditunjukkan. Alarm mengompol, yang membangunkan seorang anak kalau sedikit air kencing diketahui, adalah perlakuan yang paling efektif. Mereka mengobati mengompol sekitar 70% dari anak, dan hanya sekitar 10 hingga 15% anak mulai mengompol lagi sesudah alarm dihentikan. Alarm relatif murah dan mudah dijalankan. Pada minggu pertama setelah, anak bangun hanya sesudah sepenuhnya kencing. Pada minggu berikutnya, anak bangun sesudah kencing sedikit dan mungkin mengompol lebih jarang. Akhirnya, keperluan untuk kencing membangunkan anak sebelum mengompol. Kebanyakan orang tua mengetahui bahwa alarm bisa dihilangkan setelah periode tidak mengompol selama 3 minggu.

Jika mengompol berlanjut pada anak yang lebih tua setelah alarm dan pemberian reward diuji, dokter mungkin meresepkan imipramine. Imipramine adalah obat antidepresi tetapi dipakai untuk mengatasi mengompol karena mengendurkan kandung kemih dan mengetatkan sphincter sehingga menghalangi air kencing mengalir. kapan imipramine bekerja, biasanya bekerja pada minggu pertama pengobatan. Respon cepat ini adalah satu-satunya keuntungan nyata obat ini, khususnya jika orang-tua dan anak merasa mereka perlu melenyapkan masalah dengan cepat. Sesudah 1 bulan tidak mengompol, dosis obat dikurangi selama 2 sampai 4 minggu, kemudian berhenti. Tetapi, sekitar 75% dari anak akhirnya mulai mengompol lagi. Jika ini terjadi, pengobatan selama 3 bulan dapat dicoba.

Obat yang semakin populer untuk mengompol ialah tablet atau semprot hidung desmopressin. Obat ini mengurangi jumlah air kencing, sehingga mengurangi mengompol. Obat ini digunakan selama periode 1 sampai 3 bulan lalu berhenti secepat mungkin. Bisa dipakai sewaktu-waktu, seperti kalau anak pergi berkemah.

mengompol ???

Mengompol
DEFINISI

Sekitar 30 % anak-anak masih mengompol pada usia 4 tahun, 10 % pada usia 6 tahun, 3 % pada usia 12 tahun, dan 1 % pada usia 18 tahun. Mengompol lebih umum dilakukan pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan dan kelihatannya menurun dalam keluarga.

Mengompol biasanya terjadi karena syaraf menyuplai kantung kemih lambat matangnya, sehingga si anak tidak berhasil terbangun ketika kantung kemih penuh dan butuh dikosongkan . mengompol dapat disebut juga gangguan tidur seperti tidur berjalan dan terror malam. Gangguan fisik-umumnya infeksi saluran kemih-hanya ditemukan 1 sampai 2 % anak yang ngompol. Gangguan lain, seperti diabetes, jarang menyebabkan mengompol. Mengompol kadangkala disebabkan oleh masalah psikologi, bukan hanya pada anak atau pada anggota keluarga lainnya, dan kadangkala merupakan bagian dari gejala yang diduga penganiayaan seksualitas.

Kadangkala mengompolnya berhenti kemudian mulai lagi. Kambuhnya mengompol biasanya diikuti dengan keadaan atau kondisi tekanan psikologis, tetapi salah satu penyebab fisik, khususnya infeksi saluran kemih dapat menjadi penyebabnya.

encopresis

Sebuah penelitian menyebutkan bahwa sekitar 1,5 persen anak usia SD mengalami encopresis. Lebih rinci lagi, 2 persen dari jumlah tersebut adalah anak laki-laki usia 8 tahun. Sementara anak perempuan usia 8 tahun yang mengalami encopresis hanya 0,7 persen. Masih menurut survei, anak laki-laki lebih sering mengalami encopresis sekitar 3 kali lipat dibandingkan anak perempuan. Kenapa begitu? Selidik punya selidik ternyata anak perempuan memang lebih cepat menerapkan toilet training dibandingkan anak laki-laki.

Yang perlu diketahui juga, kejadian encopresis tak berkaitan sama sekali dengan faktor genetik, status sosial, atau status ekonomi. Jadi, siapa pun bisa mengalaminya. Pada beberapa kasus, encopresis dialami oleh anak yang hiperaktif dan ADHD.

Menurut Rini, ada 2 klasifikasi mengapa anak mengalami encopresis. Pertama, anak belum pernah dilatih toilet training. Jadi, otomatis dia selalu BAB di celana. Kedua, anak pernah dilatih toilet training dan bisa menerapkannya. Namun, karena kondisi tertentu si anak kemudian tak bisa mengendalikan buang air lagi sehingga terjadilah encopresis.

Rini menambahkan, anak yang mengalami encopresis di usia sekolah bukan berarti dia mengalami kemunduran atau regresi. Untuk melihat apakah ada sesuatu yang serius tentunya harus memperhatikan seluruh aspek perkembangan si anak. "Apakah perkembangan bahasa, motorik, dan kognitifnya juga ikut mengalami regresi atau tidak."

Enuresis 6

Enuresis ini dapat diatasi tanpa obat dan dengan obat untuk anak berusia diatas 7 tahun yang tidak berhasil diatasi tanpa obat. Prinsip pengobatan yaitu membuat kandung kencing dapat menahan lebih banyak kencing dan membantu ginjal untuk mengurangi produksi kencing. Pengobatan dengan obat-obatan tentulah memiliki efek samping.
• Obat-obat yang dipakai yaitu, dessmopressin merupakan sintetik analog arginin vasopresin, bekerja mengurangi produksi air kencing dimalam hari dan mengurangi tekanan dalam kandung kencing (intravesikular). Efek samping yang sering adalah iritasi hidung bila obat diberikan melalui semprotan hidung dan sakit kepala bahkan menjadi agresif dan mimpi buruk, tapi hilang dengan pemberhentian obat. Dessmopresin diberikan sebelum tidur.

Obat lain yang dapat yaitu imipramin yang bersifat antikolinergik tapi mekanismenya belum dimengerti. Ada teori yang mengatakan obat ini menurunkan kontraktilitas kandung kencing sehingga kemampuan pengisian kandung kencing dan kapasitanya diperbesar. Imipramin mempunyai efek yang buruk terhadap jantung.
• Cara mengatasi tanpa obat :
- terapi motivasi (motivational therapy)
dengan memberikan hadiah pada anak bila tidak ngompol, hal ini dilihat dari catatan harian ngompol anak, bila dalam 3-6 bulan tidak berhasil maka dicari cara lain.
- terapi alarm (behaviour modification)
alarm diletakkan dekat alat kelamin anak, bila anak mulai ngompol maka alarm berbunyi sehingga anak terbangun dan menahan kencingnya dan selanjutnya orang tua membantu anak meneruskan buang air kecil di toilet. Cara ini dapat dikombinasikan dengan terapi motivasi. Perubahan positif akan terlihat sekitar 2 minggu atau beberapa bulan. Cara ini memiliki keberhasilan 50 % hingga 70%
- latihan menahan keluarnya air kencing (bledder training exercise)
cara ini dilakukan pada anak yang memiliki kandung kencing yang kecil
- terapi kejiwaan (physiotherapy), terapi diet,
terapi hipnotis (hypnotherapy) belum banyak dilakukan pada penanganan enuresis primer. Terapi diet yaitu membatasi makanan yang memiliki efek terhadap episode enuresis seperti yang mengandung coklat, soda, kafein.

Mengatasi anak ngompol bukanlah suatu hal yang mudah. Hal ini diperlukan kerja sama antara orang tua, anak bahkan dokter. Sebagai orang tua kita harus menyingkapi masalah ini dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada anak dengan tidak memojokkan atau mengolok-oloknya.
Anak justru harus diberi motivasi dan kasih sayang agar terbentuk kepercayaan diri sehingga mereka dapat mengatasi masalah ngompol pada dirinya. Karena ngompol yang berlarut-larut akan mengganggu kehidupan sosial dan psikologis yang akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.

gagap

Gagap adalah suatu gangguan bicara di mana aliran bicara terganggu tanpa disadari oleh pengulangan dan pemanjangan suara, suku kata, kata, atau frasa; serta jeda atau hambatan tak disadari yang mengakibatkan gagalnya produksi suara. Umumnya, gagap bukan disebabkan oleh proses fisik produksi suara (lihat gangguan suara) atau proses penerjemahan pikiran menjadi kata (lihat disleksia). Gagap juga tak berhubungan dengan tingkat kecerdasan seseorang. Di luar kegagapannya, orang yang gagap umumnya normal.

Gangguan ini juga bersifat variabel, yang berarti bahwa pada situasi tertentu, seperti berbicara melalui telpon, tingkat kegagapan dapat meningkat atau menurun. Walaupun penyebab utama gagap tidak diketahui, faktor genetik dan neurofisiologi diduga berperan atas timbulnya gangguan ini. Banyak teknik terapi bicara yang dapat meningkatkan kefasihan bicara pada beberapa orang.

Salah satu teknik terbaru dalam penyembuhan ini adalah dengan pijat syaraf bicara di sekitar wajah, mulut dan leher seseorang yang gagap. Seseorang yang gagap mempunyai kecenderungan untuk tidak berbicara dalam kesehariannya. Hal ini menyebabkan otot dan syaraf bicaranya menjadi kaku, sehingga mulut menjadi lebih sulit digerakkan.

Setelah otot dan syaraf gagap lentur karena dipijat, barulah sang gagaap ini diberikan terapi bicara sesuai dengan usianya. Tentu saja terapi bicara bagi anak, berbeda dengan terapi bicara anak-anak. Bagi seseorang yang menderita gagap karena genetika, disarankan untuk selalu memijat syaraf ini setiap hari.

Pengobatan untuk penderita autis

Pengobatan untuk penderita autis
Saat ini obat yang masih banyak dipakai untuk para penderita autis adalah Ritalin, suatu stimulant untuk mengobati “Attention Deficit/Hyperactivity disorder”. Pemberian suplemen vitamin B6, dengan magnesium, sering memperbaiki keadaan umum penderita autisme serta dapat meningkatkan kesadaran serta perhatian mereka. Suplemen lain yang dilaporkan memberikan efek baik terutama dalam kemampuan berkomunikasi adalah Dimethylglycine (DMG).
Pengaturan diet yang bebas protein casein dan gluten, dilaporkan sering memberikan hasil yang mengembirakan pada penderita autisme. Oleh karenanya penderita autis sebaiknya tidak diberikan susu sapid an segala produknya (mentega, keju), serta tepung gandum (terigu, roti, biscuit).
disamping berbagai penogatan diatas, para penderita autis sering dianjurkan berbagai fisio terapi yang menyangkut berbagai perbaikan sifat/perilaku serta latihan integritas pancaindera.
Daftar pustaka
Hidajat, boerhan, dkk.http://cari-pdf.com/download/index.php? name=autis%20jurnal&file=www.pediatrik.com/pkb/20060220-iot84u-pkb. Surabaya. 10 april 2010
Surabaya.

Intervensi gizi pada autisme

Intervensi gizi pada autisme

Anak autis dengan berbagai macam kesukaran harus diupayakan untuk dapat tetap tumbuh dan berkembang secara optimal serta dapat menjadi manusia yang berguna. Diantara mereka yang dilaporkan sembuh serta ada pula yang sampai lulus perguruan tinggi dan menikah. Walaupun pada umumnya mereka susah mencari pekerjaan karena sering gagal pada saat wawancara. Dengan ditemukannya teori bahwa salah satu penyebab dari autisme adalah gangguan pencernaan dan penyimpangan metabolisme, maka peranan makanan bagi penderita autis sangatlah penting, karena disamping sebagai modal untuk tumbuh kembang juga untuk menghindari penyimpangan yang kalau perlu dilakukan dengan suattu intervensi.
Pemberian makan pada bayi dan anak harus bertujuan untuk menumbuhkembangkan bayi dan anak secara optimal sehingga mereka dapat menjadi manusia yang berkualitas. Pemberian makanan yang benar dan baik akan membawanya menjadi manusia yang bergizi baik, sehingga memberikan kemungkinan yang besar bagi dirinya untuk mengembangkan seluruh potensi genetiknya secara optimal.
Organ-organ penentu kualitas manusia seperti otak, jantung, ginjal, paru, mata, tulang, serta berbagai organ endokrin, pertumbuhannya sangat dipengaruhi kondisi gizi pada masa anak-anak. Sel-sel otak terbentuk sejak trimester pertama kelahiran. Pertumbuhan ini berkembang pesat selama masa prenatal dan diteruskan beberapa waktu sesudah bayi dilahirkan (postnatal), sampai bayi berumur 2-3 tahun, setela itu praktis tidak ada pertumbuhan lagi, kecuali pembentukan sel-sel neuron baru untuk mengganti sel-sel yang mati. Kekurangan gizi pada masa kehamilan akan menghambat multiplikasi sel-sel janin, sehingga jumlah sel-sel neuron di otakpun dapat pula berkurang secara permanent. Sedangkan kekurangan gizi pada masa postnatal, akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan sel-sel glia dan proses mielinasi, karenanya setiap gangguan gizi akibat pemberian makanan yang salah pada ibu hamil maupun anak yang berumur dibawah 2-3 tahun akan sangat mempengaruhi kualitas otaknya. Dikatakan bahwa gizi kurang terjadi pada anak dibawah 2 tahun akan menyebabkan jumlah sel otaknya berkurang sampai 15-20%, sehingga anak yang demikian kelak kemudian hari akan menjadi manusia yang berkualitas otak sekitar 80-85%. Anak yang demikian kalau disuruh bersaing dengan mereka yang berkualitas otak 100% tentunya akan menemui banyak kesukaran.

Penyebab autisme

Penyebab autisme

Walaupun saat ini belum diketahui penyebab pasti dari autisme, tetapi beberapa keadaan dapat menjadi penyebab, diantaranya :
- Genetik, hal ini terbukti dengan lebih banyaknya kejadian autisme pada saudara kembar satu zigot, daripada mereka yang dua zigot. Bahkan terakhir telah ditemukan lokasi gen-autis;namun kemudian beberapa peneliti lain mengatakan bahwa gen itu adalah gen kelemahan system kekebalan, sehingga diduga terjadinya autisme melalui proses infeksi.
- Virus, terutama virus rubella, cytomegalo, yang menginfeksi ibu hamil pada trimester pertama, sering memberikan resiko kejadian autisme yang tinggi. Bahkan dilaporkan adanya kasus autis setelah pemberian vaksinasi MMR yang diduga karena komponen campaknya, DTP karena komponen pertusisnya.
- Toksin dan polutan, dianggap juga sebagai penyebab terjadinya autisme. Hal ini terbukti dari perbandingan angka kejadian autis diberbagai daerah.
- Gangguan fungsi system imun, dikatakan bahwa semua keadaan yang mempengaruhi system imun mulai dari kejadian infeksi, tingginya polusi, sampai pada factor genetic dapat menimbulkan autisme. Karena ternyata pada banyak penderita terdapat penurunan dari sel T-helper.
- Saat ini sedang dikembangkan teori bahwa terdapatnya gangguan pada system gastrointestinal (pencernaa) merupakan penyebab penting terjadinya autisme, hal ini karena terbukti pada penderita autis terdapat perkembangbiakan jamur Candida Albicans yang berlebihan, serta terdapat rendahnya kadar “phenyl sulfur transferase” , dan sering ditemukannya virus campak dalam system gastro-intestinal. Laporan tentang kasus Parker Beck yang dinyatakan sembuh dari autisnya setelah mendapat terapi hormone secretin yang berfungsi memperbaiki pencernaan, memperkuat teori ini. Pada penelitian lebih lanjut banyak pula didapatkan kegagalan dalam upaya penyembuhan autisme dengan pemberian secretin, walau kenyataannya sekitar 50% penderita autisme mempunyai malasah pada pencernaannya.

Asperger, Sumber Anak Sulit Sosialisasi

Asperger, Sumber Anak Sulit Sosialisasi



Ditulis Oleh Administrator
Monday, 30 June 2008
KINI varian autisme semakin banyak diketahui. Salah satunya,sindrom asperger dengan gejala tidak mampu berkomunikasi efektif dan minimnya kemampuan koordinasi.
Angka penderita autisme di seluruh dunia terus meningkat, termasuk di Indonesia. Sayangnya, belum ada data yang menunjukkan berapa persis angka kejadian penderita autisme di Indonesia.

Tidak hanya penderitanya yang bertambah, kini varian autisme juga semakin banyak diketahui. Sindrom asperger merupakan salah satu varian autisme yang lebih ringan dibandingkan kasus autisme klasik. Gangguan asperger berasal dari nama Hans Asperger, seorang dokter spesialis anak asal Kota Wina,Austria.

Pada tahun 1940, Asperger ialah orang pertama yang menggambarkan pola perilaku khusus pada pasien-pasiennya, terutama pasien laki-laki. Asperger memperhatikan bahwa meskipun anak lakilaki ini memiliki tingkat inteligensia yang normal serta kemampuan bahasa yang baik, namun mereka memiliki kekurangan dalam kemampuan bersosialisasi.

Umumnya mereka tidak mampu berkomunikasi secara efektif serta kemampuan koordinasi yang kurang baik. Menurut Susan B Stine, MD, Clinical Assistant Professor of Pediatrics Jefferson Medical College Philadelphia, karakter dari anakanak yang mengalami sindrom asperger ialah kurangnya kemampuan berinteraksi sosial, pola bicara yang tidak biasa, dan tingkah laku khusus lainnya.

Kemudian, anak-anak dengan sindrom asperger biasanya sangat sulit untuk menampilkan ekspresi di wajahnya serta sulit untuk membaca bahasa tubuh orang lain. Mereka kemungkinan juga merasa nyaman dengan rutinitas tertentu yang harus dilakukan setiap hari serta sensitif terhadap stimulasi sensori tertentu.Misalnya,mereka akan terganggu oleh nyala lampu redup yang mungkin tidak diperhatikan oleh orang lain.

”Bisa saja mereka menutup kuping agar tidak dapat mendengarkan suara di sekitarnya atau mereka mungkin lebih memilih pakaian dari bahan-bahan tertentu saja,”jelas Stine. Selain itu, terangnya, ciri dari anak yang mengalami sindrom asperger adalah terlambatnya kemampuan motorik, ceroboh, minat yang terbatas dan perhatian berlebihan terhadap kegiatan tertentu.

Menurut Dokter Spesialis Anak konsultan Neurologi,dr Hardiono D Pusponegoro, Sp A(K),sindroma asperger adalah gangguan perkembangan dengan gejala berupa gangguan dalam bersosialisasi,sulit menerima perubahan, suka melakukan hal yang sama berulang-ulang, serta terobsesi dan sibuk sendiri dengan aktivitas yang menarik perhatian.

“Umumnya,tingkat kecerdasan si kecil baik atau bahkan lebih tinggi dari anak normal. Selain itu, biasanya ia tidak mengalami keterlambatan bicara,”kata Hardiono. Sekilas terlihat, anak dengan sindrom asperger tidak berbeda dengan anak yang pintar dan kreatif. Hanya saja, anak tersebut biasanya memiliki satu minat tertentu saja untuk dikerjakannya.

Secara keseluruhan,anakanak yang mengalami gangguan sindrom asperger mampu melakukan kegiatan sehari- hari,namun terlihat sebagai pribadi yang kurang bersosialisasi sehingga sering dinilai sebagai pribadi eksentrik oleh orang lain. Menurut Stine, jika penderita sindrom asperger beranjak dewasa, biasanya mereka akan merasa kesulitan untuk mengungkapkan empati kepada orang lain serta tetap kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain.

“Para ahli mengatakan bahwa penderita sindrom asperger biasanya akan menetap seumur hidup.Namun,gejala tersebut dapat dikurangi dan diperbaiki dalam kurun waktu tertentu. Deteksi dini sindrom asperger akan sangat membantu,”pungkasnya.

Takut terhadap Keramaian

GANGGUAN sindrom asperger pada umumnya akan terus mengikuti perkembangan usia seseorang. Meski tidak membahayakan jiwa, gangguan itu bisa membuat anak takut berada di keramaian dan membuat anak depresi.

Ciri yang menonjol pada anak asperger adalah mereka tidak bisa membaca kode-kode atau ekspresi wajah seseorang. Karena ketidakmampuannya itu, anak asperger dijauhi teman-temannya.

“Biasanya mereka jadi anak yang antisosial, sulit berinteraksi dengan orang lain,” kata Dokter Spesialis Anak konsultan Neurologi, dr Hardiono D Pusponegoro, Sp A(K). Ketika anak asperger tidak mempunyai teman, lalu tidak tahu harus bersikap bagaimana untuk menghadapi sebuah situasi, dia akan merasa putus asa dan akhirnya depresi.

Sesuai dengan perkembangan otak, kalau kelainan itu diketahui lebih dini, maka bisa distimulasi atau diberi obat agar berkembang ke arah yang baik. Namun, kalau sudah terlambat deteksinya, yaitu sudah berusia lima atau enam tahun, maka sulit penanganannya karena perkembangan otak sudah berhenti.

Pada umur lima tahun, bagian otak yang disebut sinaps––sambungan antarsaraf di mana bahan kimia serotonin bekerja––akan berhenti. Kini teknik-teknik terapi sudah jauh lebih maju dan fasilitas sudah banyak. Hardiono menuturkan bahwa salah satu terapi yang bisa dilakukan adalah dengan mengajak si anak bermain. Stimulasi ini diketahui memperbaiki sinaps dan meningkatkan kadar serotonin.

Menurut Hardiono, anak asperger masih bisa diterapi, terutama dalam hal kemampuan bersosialisasi. Pasalnya, kemampuan mereka bersosialisasi sangat kurang. “Cara terapi yang paling baik adalah mengajarkan anak bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Terapi dalam bentuk peer group akan lebih baik lagi,” paparnya.

Kemampuan anak asperger biasanya memiliki kecerdasan yang tinggi, maka orangtua akan dengan mudah mengajarkan emosi sosial. Misalnya, mengajarkan bagaimana harus bersikap jika menghadapi situasi tertentu. R Kaan Ozbayrak,MD, Assistant Professor of Psychiatry University of Massachusetts Medical School menambahkan, beberapa hal lain dapat dilakukan untuk membantu anak-anak penderita sindrom asperger.

Terapi atau pengobatan yang dilakukan juga harus disesuaikan. Secara umum, Ozbayrak mengatakan, anak-anak penderita sindrom asperger akan banyak terbantu oleh orangtua yang memahami dan mampu membantunya. Kemudian, mereka juga membutuhkan pendidikan yang diperuntukkan khusus bagi kebutuhannya. Selain itu, anak memerlukan latihan kemampuan untuk bersosialisasi serta terapi wicara.

’’Terapi sensori integrasi juga dapat berguna bagi anak-anak yang masih kecil untuk meminimalisasi kondisinya yang terlalu sensitif. Sementara itu, untuk anak-anak yang lebih tua dapat mendapatkan terapi kognitif atau psikoterapi,” papar Ozbayrak./sindo
Pemutakhiran Terakhir ( Monday, 30 June 2008 )

Administrator.2008 Asperger, Sumber Anak Sulit Sosialisasi.http://cpddokter.com/home/index.php?option=com_content&task=view&id=411&Itemid=2

Mengenal Sindrom Asperger

Mengenal Sindrom Asperger
Vera Farah Bararah - detikHealth
(Foto: hubpages)
Jakarta, Sekilas penderita sindrom asperger terlihat normal, tidak memiliki gangguan fisik dan punya tingkat kecerdasan yang normal. Masalah baru timbul ketika penderita harus berinteraksi dengan orang lain.

Penderita sindrom asperger terlihat aneh dan tidak memiliki perhatian dan empati ketika berkomunikasi dengan orang. Penderita tidak tahu arti bahasa tubuh seperti tersenyum, wajah sedih, gembira sehingga orang yang tidak tahu bahwa lawan bicaranya pengidap sindrom asperger akan mengecapnya aneh.

Seperti dalam film Adam yang menceritakan pemuda penderita sindrom asperger bernama Adam yang bertemu dengan perempuan idamannya Beth. Si wanita kadang begitu kecewa karena Adam tidak pernah menunjukkan rasa empati ketika Beth bercerita sedih atau tak bisa mengartikan bahasa tubuh seperti senyum, mata melotot atau ketika harus bergembira.

Kemampuan mengartikan bahasa yang dimiliki juga terbatas dan sering mengulang-ulang atau memberikan komentar yang tidak relevan kepada lawan bicaranya. Jadinya penderita sindrom terlihat sangat kaku dan formal, kadang suka memotong pembicaraan orang, berdiri terlalu dekat atau memandang lawan bicaranya terlalu lama.

Itu semua terjadi karena penderita sindrom asperger tidak memahami gerakan-gerakan atau ekspresi wajah lawan bicaranya dan sulit untuk bicara ke topik lain.
Penyakit kelainan sindrom asperger memang masih terasa asing didengar. Kelainan ini biasanya baru dapat didiagnossis pada saat usia anak antara 5 tahun sampai 9 tahun. Sindrom asperger seringkali sulit untuk didiagnosis dan diobati.

Sindrom asperger adalah kelainan saraf (neurobiological) dan merupakan bagian dari autism spectrum disorders. Disebut dengan istilah 'autism spectrum' karena mengacu gangguan perkembangan saraf termasuk autisme serta gangguan lain yang memiliki karakteristik serupa.

Kelainan ini ditemukan setelah seorang dokter anak bernama Hans Asperger menemukan beberapa pola perilaku sama yang terjadi pada pasiennya dan rata-rata adalah laki-laki pada tahun 1940.

Asperger memperhatikan bahwa meskipun anak-anak memiliki kecerdasan yang normal, tapi memiliki gangguan pada keterampilan sosialnya yaitu tidak dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dan memiliki koordinasi yang buruk.


Gejala yang dialami oleh penderita sindrom asperger seringkali sulit dibedakan dengan masalah perilaku yang lain. Karaktersitik yang paling menonjol adalah memiliki interaksi sosial yang buruk, obsesi, pola bicara yang aneh serta perilaku aneh lainnya.

Tanda serta gejala lainnya seperti dikutip dari Kidshealth, Jumat (2/10/2009), adalah memiliki interaksi sosial yang sedikit, percakapan hampir selalu seputar diri sendiri daripada orang lain, sering mengulang-ulang pembicaraan, kurang menggunakan akal sehat, memiliki masalah dalam matematika atau keterampilan menulis, memiliki kemampuan kognitif (pemahaman) nonverbal di bawah rata-rata meskipun kemampuan verbal kognitifnya di atas rata-rata, canggung dalam melakukan gerakan serta berperilaku aneh.

Hal yang sangat penting adalah sindrom asperger mungkin tidak menunjukkan keterlambatan dalam perkembangan bahasa, namun memiliki masalah dalam penggunaan masalah di lingkungan sosial.

Sampai saat ini diperkirakan penyebabnya adalah faktor turunan dan pada beberapa kasus dihubungkan dengan kelainan mental seperti depresi dan bipolar disorder, serta ada kemungkinan faktor lingkungan juga mempengaruhi.

Untuk mendiagnosis sindrom asperger sangat sulit, karena biasanya memiliki beberapa aspek kehidupan yang sangat baik. Para ahli kesehatan mental menilai penting untuk melakukan intervensi awal. Intervensi ini melibatkan pelatihan pendidikan dan kemampuan sosial yang dilakukan saat otak anak masih berkembang. Selain itu cermat dalam melihat perilaku anak seperti kegiatan favorit atau kebiasaan yang tidak biasa.

Penanganan untuk sindrom asperger adalah dengan melakukan pelatihan kemampuan sosial, terapi bahasa, memilih intervensi pendidikan khusus untuk anaknya, pelatihan untuk kemampuan sensoriknya, meminta bantuan psikoterapi serta jika dibutuhkan menggunakan bantuan obat-obatan.

Dukungan besar dari orangtua serta lingkungan keluarga dan sekitarnya sangat membantu perkembangan penderita sindrom asperger. Meskipun mengalami kelainan tapi penserita sindrom asperger tetap bisa membanggakan atau berprestasi, karena biasanya memiliki kelebihan di bidang lain jika dibandingkan dengan orang yang normal.

Bararah, vera barah.2009. mengenal sindrom asperger. http://health.detik.com/read/2009/10/02/140453/1213779/764/mengenal-sindrom-asperger