Kamis, 03 Juni 2010

Apa Hubungan Stress dan Prilaku

Apa Hubungan Stress dan Prilaku
Setiap anak menghadapi stress dengan cara berbeda. Tingkah laku tertentu yang membantu anak menghadapi stress termasuk menghisap ibu jari, menggigit kuku, dan, kadangkala, memukul kepala.

Menghisap ibu jari (atau menghisap sebuah dot) adalah bagian normal pada awal masa kanak-kanak, dan kebanyakan anak berhenti pada waktu mereka berusia 1 atau 2 tahun, tetapi kadangkala berlanjut ke usia sekolah mereka. Kadangkala menghisap ibu jari adalah normal pada waktu stress, tetapi kebiasaan menghisap melewati usia sekitar 5 tahunan bisa merubah bentuk langit-langit mulut, menyebabkan perubahan baris pada gigi, dan membuat diganggu oleh anak yang lainnya. Kadangkala, menhisap ibu jari yang berlangsung lama bisa jadi tanda dasar gangguan emosional.

Setiap anak secepatnya berhenti menghisap ibu jari. Orangtua harus mencegah hanya jika dokter gigi anak mereka menasihati mereka juga, atau jika mereka merasa penghisapan ibu jari anak mereka secara sosial tidak sehat. Orang tua perlu secara lembut mendorong anak tersebut untuk mengerti mengapa adalah baik untuk berhenti. Suatu kali anak tersebut menandakan kerelaan untuk berhenti, nasihat lembut bagus untuk dimulai. Hal ini bisa diikuti dengan penghargaan simbolis dipasang langsung pada ibu jari, seperti pita berwarna, menyemir kuku tangan, atau menggambar sebuah bintang dengan pewarna yang tidak mengandung racun, jika perlu, alat tambahan, seperti pelindung plastik di sekeliling ibu jari, bebat siku semalaman untuk mencegah seorang anak dari pembengkokan, atau ‘melukis’ ibu jari dengan zat-zat yang pahit bisa digunakan. Meskipun begitu, tidak satupun cara-cara ini harus digunakan untuk melawan keinginan anak tersebut.

Menggigit kuku adalah masalah yang umum pada anak kecil. Kebiasaan tersebut biasanya hilang pada saat anak tersebut bertambah usia, tetapi biasanya berhubungan dengan stress dan kegelisahan. Anak yang dimotivasi untuk berhenti bisa diajar untuk mengganti dengan kebiasaan lain (misalnya, memutar-mutar pensil).

Memukul kepala dan mengayunkan kepala berirama adalah umum di antara anak kecil sehat. Hal ini mengingatkan orangtua, anak tersebut tidak dalam masalah dan sebenarnya memperoleh kenyamanan dari aktifitas tersebut.

Anak biasanya sering mengayun-ayunkan badannya, berguling, dan memukul kepalanya di antara usia 18 bulan sampai 2 tahun, tetapi aksi yang berulang kadangkala masih terjadi pada anak yang lebih tua dan remaja.

Anak yang menderita autis dan masalah perkembangan tertentu lainnya juga bisa membenturkan kepala mereka. Meskipun begitu, keadaan ini memiliki gejala-gejala tambahan yang membuat diagnosa mereka nyata.<

Meskipun anak-anak hampir tidak pernah membahayakan diri mereka sendiri dengan kebiasaan ini, kemungkinan ini (dan gaduh) bisa dikurangi dengan mendorong tempat tidur menjauh dari tembok, mengambil roda atau menempatkan pelindung karpet di bawahnya, dan meletakkan bantalan besar tempat tidur di sebelah tempat tidur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar