Kamis, 03 Juni 2010

Tidak Mau Pergi Sekolah

Tidak Mau Pergi Sekolah
DEFINISI

Menghindari bersekolah terjadi sekitar 5 % pada semua anak usia sekolah dan mempengaruhi anak perempuan dan laki-laki secara seimbang. Hal ini lebih mungkin terjadi di antara usia 5 dan 6 tahun dan di antara usia 10 dan 11 tahun.

Penyebabnya seringkali tidak jelas, tetapi faktor psikologi (seperti kegelisahan dan depresi) dan faktor sosial (seperti tidak mempunyai teman, merasa ditolak oleh teman sebaya, atau diejek) bisa mendukung. Anak yang sensitive kemungkinan salah tingkah dengan merasa takut dengan seorang guru yang ketat atau mengomel. Anak kecil cenderung pura-pura sakit atau membuat alasan lain untuk menghindari sekolah. Anak tersebut bisa mengeluh sakit perut, mual, atau gejala-gejala lain yang memberikan alasan tinggal di rumah. Beberapa anak secara langsung menolak pergi ke sekolah. Sebagai alternatif, anak tersebut bisa pergi ke sekolah tanpa kesulitan tetapi menjadi gelisah atau mengalami berbagai gejala-gejala selama jam belajar, seringkali sering ke ruang perawatan. Tingkah laku ini tidak sama dengan remaja, yang memutuskan untuk tidak masuk sekolah (bolos).

Penghindaran sekolah cenderung mengakibatkan performa akademis yang buruk, kesulitan dalam keluarga, dan kesulitan dengan teman sebaya. Kebanyakan anak pulih dari penghindaran sekolah, meskipun beberapa muncul kembali setelah benar-benar sakit atau habis berlibur.

Belajar private biasanya bukan sebuah jalan keluar. Seorang anak yang menghindari sekolah harus segera kembali ke sekolah, sehingga dia tidak ketinggalan tugas sekolah. Jika penghindaran sekolah intens sehingga berhubungan dengan aktifitas anak tersebut dan jika anak tersebut tidak bereaksi terhadap bujukan sederhana oleh orangtua atau guru, serahkan kepada seorang psikolog atau psikiater kemungkinan membantu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar