Kamis, 03 Juni 2010

Intervensi gizi pada autisme

Intervensi gizi pada autisme

Anak autis dengan berbagai macam kesukaran harus diupayakan untuk dapat tetap tumbuh dan berkembang secara optimal serta dapat menjadi manusia yang berguna. Diantara mereka yang dilaporkan sembuh serta ada pula yang sampai lulus perguruan tinggi dan menikah. Walaupun pada umumnya mereka susah mencari pekerjaan karena sering gagal pada saat wawancara. Dengan ditemukannya teori bahwa salah satu penyebab dari autisme adalah gangguan pencernaan dan penyimpangan metabolisme, maka peranan makanan bagi penderita autis sangatlah penting, karena disamping sebagai modal untuk tumbuh kembang juga untuk menghindari penyimpangan yang kalau perlu dilakukan dengan suattu intervensi.
Pemberian makan pada bayi dan anak harus bertujuan untuk menumbuhkembangkan bayi dan anak secara optimal sehingga mereka dapat menjadi manusia yang berkualitas. Pemberian makanan yang benar dan baik akan membawanya menjadi manusia yang bergizi baik, sehingga memberikan kemungkinan yang besar bagi dirinya untuk mengembangkan seluruh potensi genetiknya secara optimal.
Organ-organ penentu kualitas manusia seperti otak, jantung, ginjal, paru, mata, tulang, serta berbagai organ endokrin, pertumbuhannya sangat dipengaruhi kondisi gizi pada masa anak-anak. Sel-sel otak terbentuk sejak trimester pertama kelahiran. Pertumbuhan ini berkembang pesat selama masa prenatal dan diteruskan beberapa waktu sesudah bayi dilahirkan (postnatal), sampai bayi berumur 2-3 tahun, setela itu praktis tidak ada pertumbuhan lagi, kecuali pembentukan sel-sel neuron baru untuk mengganti sel-sel yang mati. Kekurangan gizi pada masa kehamilan akan menghambat multiplikasi sel-sel janin, sehingga jumlah sel-sel neuron di otakpun dapat pula berkurang secara permanent. Sedangkan kekurangan gizi pada masa postnatal, akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan sel-sel glia dan proses mielinasi, karenanya setiap gangguan gizi akibat pemberian makanan yang salah pada ibu hamil maupun anak yang berumur dibawah 2-3 tahun akan sangat mempengaruhi kualitas otaknya. Dikatakan bahwa gizi kurang terjadi pada anak dibawah 2 tahun akan menyebabkan jumlah sel otaknya berkurang sampai 15-20%, sehingga anak yang demikian kelak kemudian hari akan menjadi manusia yang berkualitas otak sekitar 80-85%. Anak yang demikian kalau disuruh bersaing dengan mereka yang berkualitas otak 100% tentunya akan menemui banyak kesukaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar