Kamis, 03 Juni 2010

Enuresis 4

Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Evaluasi enuresis nokturnal dimulai dengan anamnesis. Penting untuk menentukan apakah enuresis merupakan primer atau sekunder. Pola enuresis juga harus ditentukan, yaitu mencakup berapa malam per minggu dan berapa kali (episode) per malam. Pola asupan cairan malam hari harus dicatat, demikian pula asupan kafein jika ada.1
Tabel 2. Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik serta interpretasinya.9
Gejala, tanda, kondisi Interpretasi yang mungkin Rujukan ke dokter spesialis
Sering buang air kecil Penurunan kapasitas kandung kemih Ya
Nokturia Penurunan kapasitas kandung kemih Ya
Urgensi urinaria Ya
Inkontinensia di siang hari Ya
Kelainan aliran kemih atau interuptus Ya
Urin merembes pada popok Poliuria nokturnal Tidak
Urin volume besar pada buang air kecil pertama pagi hari Poliuria nokturnal Tidak
Asupan air siang hari sedikit, haus saat pulang sekolah, mayoritas asupan air pada sore atau malam hari Poliuria nokturnal Tidak
Haus, poliuria Poliuria nokturnal, kemungkinan diabetes melitus atau diabetes insipidus Tidak
Sistitis Penurunan kapasitas kandung kemih Ya
Konstipasi atau enkopresis Penurunan kapasitas kandung kemih Ya
Mendengkur Gangguan bangun tidur Ya
Tinja keras di abdomen Konstipasi Ya
Tidak adanya jepitan anus Neurogenic bladder Ya
Kelainan kulit lain di daerah vertebra lumbosakral Neurogenic bladder Ya
Tidak ada perbaikan dengan terapi Ya
Anamnesis harus mencakup pertanyaan mengenai poliuria, polidipsia, urgensi, frekuensi, disuria, kelainan aliran urin, riwayat infeksi saluran kemih, mengompol spontan, dan keluhan saluran cerna (15% anak dengan enuresis juga mengalami enkopresis). Riwayat gangguan tidur seperti sleep apnea atau insomnia dan riwayat neurologik maupun perkembangan harus ditanyakan. Riwayat keluarga juga membantu investigasi enuresis.1
Pemeriksaan fisik harus mencakup palpasi abdomen untuk menilai ada/tidaknya massa tinja, pemeriksaan tulang belakang segmen bawah untuk menilai ada/tidaknya stigmata kutaneus disrafisme spinalis (pigmentasi pada linea vertebralis), penilaian jepitan anus, dan evaluasi kekuatan motorik, tonus, refleks, dan sensasi di tungkai untuk membuktikan ada/tidaknya neurogenic bladder. Anak-anak yang mengalami gejala mengompol di siang hari atau tidak membaik dengan terapi harus dirujuk ke dokter spesialis anak.9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar